![]() |
| Rezky mengamati sisa rumahnya yang tertimbun tanah longsor. (Sastranusa/Ijek) |
SASTRANUSA, PADANG PARIAMAN - Di tengah gemericik hujan yang tak henti membasahi bumi Padang Pariaman, sebuah kisah pilu terukir di Kampung Pondok Pasie Laweh. Resky Rahmaddani, seorang siswa kelas XII Akuntansi di SMK N 1 Enam Lingkung, harus menyaksikan rumahnya luluh lantak diterjang longsor pada Jumat kelabu, 26 November silam. Mimpi-mimpi yang selama ini ia rajut, seolah ikut terkubur bersama puing-puing bangunan yang berserakan.
Kisah Resky adalah potret buram dari realitas yang seringkali tak terduga. Di balik seragam sekolah yang rapi dan semangat belajar yang membara, tersimpan beban berat yang harus ia pikul. Bencana longsor tak hanya merenggut tempat tinggalnya, namun juga menghancurkan harapan dan impiannya untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Dr. Akmal, M.Pd., Kepala Sekolah SMK N 1 Enam Lingkung, dengan nada prihatin mengabarkan duka ini. yakni, longsor telah menghancurkan seluruh bagian rumah Resky tanpa sisa.Tidak ada harta benda yang bisa diselamatkan, kecuali pakaian yang melekat di badan, pakaian sekolah dan perlengkapan belajar pun ikut tertimbun.
Resky, kata Akmal, yang merupakan anak dari seorang buruh harian lepas dan ibu rumah tangga, kini harus mengungsi di Surau Koto Kampung Pondok Pasie Laweh bersama enam saudaranya. Malam sebelum kejadian, pemuda kampung sudah melakukan ronda karena hujan deras yang terus-menerus mengguyur.
Tepat jam 3 pagi hari Jumat, Resky dan keluarga dibangunkan oleh pemuda ronda karena ada tanda-tanda longsor, kemudian mereka diarahkan untuk mengungsi ke posko bencana di Surau Koto.
Pagi itu, pukul 5.58 WIB, longsor terjadi dan menghancurkan rumah Resky serta merusak dua rumah lainnya.
Bantuan logistik telah disalurkan melalui wali nagari dan wali korong kepada masyarakat di posko bencana. Yakni berupa makanan, minuman, beras, pakaian, dan obat-obatan.
Dr. Akmal berharap, bantuan dari Dinas Pendidikan dapat membantu Resky dan keluarganya untuk memulai kembali kehidupan mereka.
Musibah ini menyisakan luka yang mendalam bagi Resky dan keluarganya. Namun, di tengah keterbatasan dan kesedihan, semangat untuk bangkit dan menata kembali kehidupan tetap membara.*(Ijek)
Catatan SASTRANUSA: Semoga Resky dan keluarga diberikan ketabahan dan segera mendapatkan uluran tangan kasih dari para dermawan. Sastranusa berharap, kisah Resky dapat mengetuk hati para pembaca untuk turut serta meringankan beban saudara kita yang sedang mengalami musibah.
