BLT DD di Kuranji Hulu Sukses Tersalurkan, Guna Rawat Warga Rentan

Penyaluran BLT Dana Desa 2024 di Kuranji Hulu bantu warga lansia dan disabilitas, transparan dan tepat sasaran sesuai data DTKS.
Penyerahan BLT DD di Nagari Kuranji Hulu/SastraNusa.id/Jeki Arianto

SastraNusa.id, Padang Pariaman - Suasana di Nagari Kuranji Hulu terasa berbeda sejak pagi itu. Warga berkumpul di aula kantor nagari dengan raut wajah penuh harap. Sebagian membawa anak-anak, sebagian lagi duduk tenang menunggu giliran. Di antara mereka, ada lansia yang tetap datang meski harus dipapah oleh keluarga. Ada pula penyandang disabilitas yang hadir dengan bantuan tongkat atau kursi roda.

Di tempat inilah pemerintah nagari menyalurkan Bantuan Langsung Tunai atau BLT Dana Desa tahun 2024. Sebuah langkah konkret yang ditunggu banyak pihak. BLT ini bukan sekadar distribusi dana, tetapi juga perwujudan empati dari negara terhadap masyarakatnya yang sedang dalam kondisi sulit.

Penyaluran ini bukan yang pertama. Namun proses dan semangat yang mengiringinya tetap memberikan warna tersendiri. Sebanyak 20 keluarga penerima manfaat telah ditetapkan sebagai sasaran bantuan. Masing-masing keluarga menerima Rp900.000 per tahap, dengan rincian Rp300.000 per bulan selama tiga bulan. Bantuan disalurkan sebanyak empat kali dalam setahun. Total anggaran yang dialokasikan untuk program ini mencapai Rp72.000.000.

Baca Juga: Cek BSU Dimana? Berikut Langkah-langkahnya!

Mereka yang Diprioritaskan

Penyerahan BLT DD di Nagari Kuranji Hulu/SastraNusa.id/Jeki Arianto

Penerima BLT tidak dipilih secara sembarangan. Prioritas utama diberikan kepada lansia terlantar, penyandang disabilitas, dan warga yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial. Pendekatan ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat yang menginginkan agar bantuan tepat sasaran.

Sebelum bantuan diserahkan, Wali Nagari Kuranji Hulu bersama Camat Sungai Geringging terlebih dahulu melakukan penyuluhan kepada para calon penerima. Penyuluhan ini bertujuan agar dana yang diterima benar-benar digunakan untuk kebutuhan pokok dan mendesak, bukan untuk hal yang tidak penting.

Langkah penyuluhan tersebut dilakukan karena banyak penerima bantuan yang sebelumnya belum terbiasa mengelola dana. Dalam beberapa kasus di daerah lain, ada yang menggunakan dana tersebut untuk membeli barang konsumtif yang tidak dibutuhkan. Melalui penyuluhan, pemerintah nagari ingin memastikan bahwa manfaat dari bantuan ini benar-benar dirasakan langsung oleh keluarga penerima.

Distribusi Tanpa Diskriminasi

Proses penyaluran dilakukan dengan melibatkan banyak pihak. Camat, Babinkamtibmas, Babinsa, Ketua Bamus, Ketua LPM, Ketua Karang Taruna, serta seluruh Wali Korong hadir dalam acara penyerahan. Kehadiran mereka bukan hanya bentuk dukungan moral, tetapi juga bagian dari sistem pengawasan agar seluruh proses berjalan transparan dan adil.

Untuk penerima yang sedang sakit atau memiliki keterbatasan fisik, bantuan diserahkan langsung ke rumah. Penyaluran dari pintu ke pintu ini dilakukan oleh Kasi Pemerintahan dan Wali Korong wilayah masing-masing. Salah satu penerima yang mengalami kelumpuhan bahkan menangis saat menerima bantuan di rumah. Sebuah momen yang tidak hanya mengharukan, tetapi juga menegaskan pentingnya sentuhan kemanusiaan dalam program bantuan sosial.

Baca Juga: Terbaru Maret 2025! Begini Cara Mengecek Bansos PIP Kemdikbud, Cukup Masukkan NIK

Menjawab Tuduhan dan Isu Miring

Penyerahan BLT DD/Ilustrasi

Setiap langkah baik pasti menghadapi ujian. Beberapa waktu lalu sempat muncul isu di salah satu media online yang menuding adanya dugaan mark-up anggaran dalam penyaluran BLT. Tudingan tersebut cukup mengusik ketenangan warga dan pemerintahan nagari.

Menanggapi hal ini, Wali Nagari Kuranji Hulu, Salman Hardani, memberikan pernyataan tegas. Dirinya membantah seluruh tuduhan dan menegaskan bahwa proses penyaluran dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.

“Tidak ada penyelewengan dalam penyaluran bantuan ini. Kalau ada yang meragukan, silakan cek langsung ke masyarakat penerima. Kami sangat terbuka dan siap diverifikasi,” ujar Salman dengan tegas.

Salman juga menekankan bahwa pihaknya selalu menerapkan prinsip transparansi dalam mengelola Dana Desa. Setiap tahapan pelaksanaan bantuan diawasi oleh berbagai unsur, mulai dari tokoh masyarakat hingga aparat pemerintah.

Bantuan yang Menyentuh Langsung Kehidupan

Salah satu penerima bantuan yang enggan disebutkan namanya menyampaikan rasa syukur atas program tersebut. Dalam kondisi ekonomi yang kian sulit, bantuan dari pemerintah menjadi penyambung harapan bagi keluarganya.

“Alhamdulillah, bantuan ini sangat meringankan beban keluarga. Terima kasih banyak pada pemerintah nagari yang sudah peduli,” ungkapnya sambil tersenyum haru.

Bantuan tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan pokok, obat-obatan, dan biaya sekolah anak. Uang Rp300.000 per bulan mungkin terdengar kecil bagi sebagian orang, tetapi bagi mereka yang tidak memiliki penghasilan tetap, jumlah itu sangat berarti.

Baca Juga: Hijaukan Bumi, Ringankan Hati: BAZNAS Sampang Tanam Kebaikan

Mendorong Kehidupan yang Lebih Layak

Pembagian BLT DD di Kuranji Hulu/Ilustrasi

Salman Hardani berharap bantuan ini bisa menjadi titik tolak bagi perbaikan taraf hidup masyarakat rentan di Kuranji Hulu. Pemerintah nagari ingin memastikan bahwa tidak ada warga yang benar-benar jatuh dan tak tertolong.

“Sekaligus mendorong keberlangsungan hidup yang lebih layak bagi masyarakat prasejahtera di Kuranji Hulu,” papar Salman saat ditemui usai acara penyaluran.

Pemerintah nagari juga berkomitmen untuk terus memperbaiki pendataan dan mekanisme penyaluran. Tujuannya agar setiap bantuan yang dikucurkan benar-benar menjangkau mereka yang membutuhkan.

Konsistensi adalah Kunci

Program BLT bukan hanya tentang bantuan sesaat. Ini adalah soal konsistensi dan keberlanjutan. Pemerintah nagari berharap dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat, agar proses berjalan lancar. Partisipasi warga dalam pengawasan, saran, dan kritik menjadi bagian penting dari sistem yang sehat.

Apa yang dilakukan oleh Nagari Kuranji Hulu menjadi cerminan bahwa pemerintahan lokal bisa bekerja dengan hati. Di tengah keterbatasan, mereka tetap menjaga martabat warganya, memastikan tidak ada yang tertinggal, dan tidak membiarkan yang lemah berjalan sendirian.

Langkah kecil ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak nagari lain. Karena pada akhirnya, kesejahteraan bukan hanya tentang angka dalam laporan, tetapi tentang senyum yang lahir dari ketulusan tangan yang membantu.*

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama