Ulang Tahun ke-39 SMAN 2 Lubuk Basung Jadi Tradisi Kebersamaan
![]() |
Perayaan HUT ke-39 SMAN 2 Lubuk Basung berlangsung meriah dengan dukungan masyarakat, guru, dan siswa, serta diwarnai pertandingan sepak bola antar SMA se-Sumbar/SASTRANUSA/Jeki Arianto |
SATRANUSA, LUBUK BASUNG - Perayaan ulang tahun sekolah tidak sekadar momen seremonial, melainkan juga tradisi yang mengikat erat kebersamaan. Itulah yang terlihat menjelang peringatan HUT ke-39 SMAN 2 Lubuk Basung yang akan digelar pada Sabtu, 11 Oktober 2025 depan. Diketahui pada hari perayaan itu, ternyata juga merupakan hari pembukaan turnamen yang akan berlangsung enam hari, namun waktunya per Sabtu dan Minggu dalam setiap Minggunya.
Artinya, perayaan HUT ke 39 SMAN 2 Lubuk Basung ini akan berlangsung enam kali, mengingat dalam acara ini terdapat event penting yang diikuti oleh berbagai SMA di Sumatera Barat (Sumbar). Momen ini menjadi istimewa karena sekolah tersebut untuk pertama kalinya menggelar perayaan secara besar dengan dukungan luas dari masyarakat.
Bagi banyak sekolah, ulang tahun adalah simbol perjalanan panjang dan bukti dedikasi terhadap dunia pendidikan. Tradisi ini bukan hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga melahirkan rasa memiliki dari semua pihak yang terlibat. Di SMAN 2 Lubuk Basung, perayaan ke-39 ini disiapkan sebagai wadah mempertemukan guru, siswa, orang tua, komite, ninik mamak, bundo kanduang, hingga tokoh masyarakat.
Sejak beberapa pekan terakhir, suasana persiapan terlihat begitu hidup di lingkungan sekolah. Lapangan yang biasanya dipenuhi aktivitas belajar kini bersiap menjadi pusat perayaan. Rangkaian kegiatan dirancang untuk berlangsung selama enam hari, tepatnya setiap Sabtu dan Minggu, agar seluruh agenda berjalan khidmat sekaligus meriah.
Kepala SMAN 2 Lubuk Basung, Zulkifli, S.Pd, menyebut tradisi ulang tahun sekolah harus dijaga karena mampu menumbuhkan rasa kebersamaan. “Perayaan ulang tahun bukan hanya agenda tahunan, tetapi tradisi yang mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat. Untuk itu, panitia sudah dibentuk dan semua unsur kami libatkan demi suksesnya kegiatan ini,” ujarnya.
Tradisi yang Menyatukan Generasi
![]() |
Kepala SMAN 2 Lubuk Basung Zulkifli, S.Pd. |
Perayaan ulang tahun sekolah selalu memiliki daya tarik tersendiri. Tradisi ini kerap dianggap sebagai tonggak kebersamaan yang mempertemukan lintas generasi. Alumni, siswa aktif, guru, bahkan masyarakat sekitar berkumpul untuk merayakan perjalanan sekolah yang semakin matang.
Di SMAN 2 Lubuk Basung, ulang tahun ke-39 dirancang dengan sentuhan khas yang menggabungkan olahraga, seni, dan silaturahmi. Pertandingan sepak bola antar SMA se-Sumatera Barat menjadi salah satu daya tarik utama. Kegiatan itu bukan hanya adu strategi di lapangan, melainkan juga simbol persahabatan antarpelajar dari berbagai daerah.
OSIS sebagai motor kegiatan dipercaya menjadi penggerak utama. Mereka merancang jadwal pertandingan dengan sistem pagi dan sore, di mana dua tim akan berlaga di setiap sesi. Rangkaian laga ini akan berlangsung selama enam hari, dimulai pada 11 Oktober 2025.
Zulkifli menegaskan bahwa melibatkan siswa dalam tradisi ulang tahun merupakan bagian penting dari pendidikan karakter. “Ulang tahun sekolah harus menjadi ruang belajar di luar kelas. Melalui kegiatan ini, siswa belajar tanggung jawab, kebersamaan, dan sportivitas,” katanya.
Gubernur Sumbar Turut Hadir
Tradisi ulang tahun sekolah semakin bermakna ketika mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Rencananya, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah akan hadir membuka pertandingan sepak bola bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat, Habibul Fuadi, S.Pd., M.Si. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa tradisi ulang tahun sekolah juga mendapat tempat penting dalam dunia pendidikan.
Selain itu, partisipasi 20 SMA unggulan dari berbagai daerah di Sumatera Barat memperkuat kesan bahwa HUT SMAN 2 Lubuk Basung bukan sekadar perayaan lokal, melainkan ajang yang bergaung di tingkat provinsi. Daftar peserta yang panjang menunjukkan betapa besar antusiasme sekolah lain untuk ikut dalam tradisi kebersamaan ini.
Sekolah yang ikut serta dalam lomba sepak bola antara lain SMAN 1 Ampek Angkek, SMAN 1 Lubuk Basung, SMAN 1 Tanjung Raya, SMAN 1 Ampek Nagari, SMAN 1 Payakumbuh, SMAN 2 Lintau Buo, SMAN 1 Palembayan, SMAN 1 Matur, SMAN 2 Palembayan, SMAN 1 Banuhampu, SMAN 1 Tanjung Mutiara, SMAN 2 Lubuk Basung A, SMAN 2 Lubuk Basung B, SMAN 16 Padang, SMAN 1 Gunung Talang, SMAN 8 Padang, SMAN 1 Guguk 50 Kota, SMAN 1 Sawahlunto, SMAN 5 Padang, serta SMAN 7 Padang.
Tradisi ulang tahun sekolah yang diwarnai pertandingan sepak bola ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga bagi seluruh peserta. Lebih dari sekadar pertandingan, ajang ini menanamkan nilai sportivitas, kerja sama, dan persaudaraan yang sejalan dengan semangat pendidikan.
Ketua Komite SMAN 2 Lubuk Basung menilai tradisi ulang tahun harus terus dilestarikan. “Ulang tahun sekolah adalah cara terbaik merawat ingatan bersama. Semua orang merasa terhubung dengan sekolah, baik sebagai orang tua, guru, maupun masyarakat sekitar,” ucapnya.
Warisan Tradisi untuk Masa Depan
Seiring waktu, tradisi ulang tahun sekolah menjadi bagian dari warisan yang terus dijaga. Setiap generasi memiliki kenangan tersendiri ketika terlibat dalam perayaan itu, baik sebagai siswa yang berkompetisi, guru yang membimbing, maupun masyarakat yang mendukung. Dari sanalah rasa memiliki terhadap sekolah tumbuh dan mengakar.
HUT ke-39 SMAN 2 Lubuk Basung tahun ini menjadi salah satu contoh bagaimana tradisi bisa terus hidup dan berkembang. Perayaan yang awalnya sederhana kini bertransformasi menjadi rangkaian kegiatan yang melibatkan banyak pihak. Kehangatan kebersamaan tercermin dari dukungan penuh masyarakat terhadap sekolah kebanggaan mereka.
Lebih dari sekadar meriah, ulang tahun sekolah ini menjadi sarana memperkokoh silaturahmi dan meningkatkan kualitas pendidikan. Tradisi itu juga berfungsi sebagai pengingat bahwa perjalanan pendidikan tidak hanya milik guru dan siswa, tetapi juga milik masyarakat luas yang ikut menopang setiap langkahnya.
Zulkifli menutup dengan pesan yang sarat makna. “Tradisi ulang tahun harus menjadi warisan yang dijaga oleh generasi berikutnya. Melalui perayaan ini, semangat kebersamaan akan terus hidup dan menjadi bagian penting dalam perjalanan sekolah,” pungkasnya.
Penulis: Jeki Arianto