Duka dari Laut Camplong Jenazah Perempuan Mengambang Bikin Geger Warga Pesisir

Duka dari Laut Camplong Jenazah Perempuan Mengambang Bikin Geger Warga Pesisir
Duka dari Laut Camplong Jenazah Perempuan Mengambang Bikin Geger Warga Pesisir (illustrasi).


SastraNusa.id, Sampang – Laut pagi di Desa Dharma Tanjung seolah menampung rahasia yang tak terkatakan. Sabtu, 21 Juni 2025, nelayan setempat yang hendak melaut justru dikejutkan dengan temuan tak biasa.

Sesosok tubuh perempuan tampak mengapung di perairan, terbawa ombak perlahan menuju dermaga. Keheningan pagi yang biasa tenang mendadak pecah oleh seruan warga yang panik, mendekat dan menyebarkan kabar.

Waktu menunjukkan sekitar pukul 09.40 ketika laporan diterima oleh SPKT Polsek Camplong. Polisi yang menerima informasi langsung berkoordinasi dengan SPKT Polres Sampang untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Dalam hitungan menit, aparat tiba di lokasi dan mengamankan area.

Baca Juga : PAUD Makarimul Akhlaq Kukuhkan Wisudawan Kecil sebagai Pilar Indonesia Emas Masa Depan

IPDA Gama Rizaldi dari Humas Polres Sampang menjelaskan bahwa proses evakuasi tidak dilakukan sendirian. Aparat bersama Kanit Reskrim dan Kanit Intel turun langsung ke lokasi, menyusuri perairan dengan bantuan perahu milik nelayan dan perangkat desa.

“Saat kami sampai, sudah banyak warga di sekitar dermaga. Area langsung kami amankan agar proses evakuasi berjalan cepat dan tertib,” ujar IPDA Gama.

Baca Juga : Kacab Dindik Sampang, Mas’udi: Saatnya Pelajar Buka Usaha, Bukan Cari Kerja 

Identitas Korban Terungkap Warga Langsung Mengenali

Proses pengangkatan mayat menjadi momen emosional tersendiri. Saat tubuh itu dibaringkan di atas perahu, salah satu warga langsung mengenali wajah korban. Ia menyebut nama Sundari, seorang perempuan berusia 55 tahun asal Desa Bandaran, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan.

Informasi itu segera diverifikasi ke pihak keluarga. Benar saja, korban merupakan istri dari seorang warga Pamekasan. Kepastian itu memperkuat alasan untuk segera melakukan penanganan lebih lanjut secara medis dan hukum.

Namun, rencana visum yang semula dirancang di RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang tak berjalan sesuai harapan. Di tengah perjalanan ambulans, tepatnya saat melintasi jembatan Desa Tamba’an, suami korban menghentikan laju kendaraan dan meminta agar jenazah tidak dibawa ke rumah sakit.

Duka dari Laut Camplong Jenazah Perempuan Mengambang Bikin Geger Warga Pesisir
Identitas korban langsung dikenali oleh warga (illustrasi)

Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Langsung Dibawa Pulang

Permintaan keluarga tidak hanya sebatas penolakan terhadap autopsi. Bahkan visum pun ditolak. Jenazah hanya diminta diperiksa secara singkat di Puskesmas Camplong. Aparat yang mengawal ambulans pun tidak memaksa. Dalam situasi duka seperti ini, kepolisian memilih untuk menghormati keinginan keluarga.

“Pihak keluarga menandatangani surat pernyataan resmi. Mereka menolak otopsi dan menyatakan tidak akan menempuh jalur hukum. Mereka menganggap peristiwa ini sebagai musibah,” jelas IPDA Gama.

Di Puskesmas Camplong, pemeriksaan luar dilakukan secara terbatas. Tim medis tetap menjalankan tugas profesionalnya dengan didampingi oleh unit identifikasi dari Polres Sampang. Setelah itu, jenazah langsung dibawa pulang ke Pamekasan untuk dimakamkan.

Langit Camplong yang semula cerah perlahan mendung. Seolah turut berkabung atas peristiwa duka yang menyelimuti dua kabupaten: Sampang dan Pamekasan.

Baca Juga : Dukung Pelantikan Raya Ansor, Puskesmas Jrengik Siapkan Khitan Massal pada 1 Juli 

Polisi Hentikan Penyelidikan Semua Tetap Didokumentasikan

Dengan adanya surat pernyataan, proses hukum tidak dapat dilanjutkan. Namun, seluruh rangkaian peristiwa tetap dicatat sebagai bagian dari dokumentasi resmi oleh Polres Sampang. Catatan itu penting, bukan hanya untuk keperluan internal, tetapi juga sebagai bentuk pertanggungjawaban profesional.

Meski fakta penyebab kematian Sundari masih menyisakan tanya, keputusan keluarga menjadi penutup jalur investigasi. Di sisi lain, masyarakat pesisir tetap menyimpan rasa was-was. Bagaimana mungkin seseorang ditemukan tak bernyawa di laut, namun tak satu pun pihak menginginkan kejelasan penyebabnya?Pertanyaan itu menggantung di udara.

Seperti desir ombak yang tak henti memecah pantai, kisah Sundari masih akan dikenang oleh warga Dharma Tanjung. Tentang pagi yang sunyi dan tubuh perempuan yang diam mengambang. Tentang air mata yang ditahan dan rahasia yang terbawa arus.“Semua sudah kami jalankan sesuai prosedur. Tapi kami juga manusia, kami tahu kapan harus berhenti dan kapan harus memberi ruang untuk keluarga berduka,” tutup IPDA Gama Rizaldi.***

Tidak ada komentar