SMAN 3 Lubuk Basung Kukuhkan Sasaran Silek Siti Manggopoh, Wujud Lestarikan Budaya Minang

SMAN 3 Lubuk Basung Kukuhkan Sasaran Silek Siti Manggopoh, Wujud Lestarikan Budaya Minang
Foto bersama pasca latian silat tradisional/SastraNusa.id/Jeki Arianto

SastraNusa.id, Agam - Tradisi dan pendidikan karakter berjalan seiring di SMAN 3 Lubuk Basung. Sekolah ini resmi menetapkan nama Sasaran Silek Siti Manggopoh sebagai bagian dari pelaksanaan ekstrakurikuler wajib silat tradisional di lingkungan satuan pendidikan.

Pengukuhan nama dilakukan secara simbolis oleh Wali Nagari Manggopoh, Zahmashari, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut. Kehadiran tokoh adat ini sekaligus menjadi penegasan bahwa nilai-nilai budaya lokal terus diberi ruang dan tempat di tengah sistem pendidikan formal.

Dalam pelaksanaan latihan, Afrianto (seorang pelatih silat berpengalaman) ditunjuk sebagai instruktur utama. Latihan dilaksanakan satu kali setiap minggu sebagai bagian dari program penguatan karakter siswa melalui pendekatan budaya dan kearifan lokal.

Silat Tradisional, Budaya yang Mengakar dalam Pendidikan

Menurut Kepala SMAN 3 Lubuk Basung, Hilda Sridewita, pengukuhan nama sasaran bukan sekadar seremoni. Langkah tersebut merupakan wujud nyata dari pelaksanaan Surat Edaran No. 000/2476/SEK/DISDIK-2025 yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.

Dalam surat tersebut, seluruh satuan pendidikan diwajibkan untuk:

  1. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang mengembangkan potensi, minat, dan bakat peserta didik.
  2. Mendorong penguatan karakter, kemampuan sosial, serta peningkatan kompetensi di berbagai bidang.
  3. Melestarikan kebudayaan lokal melalui ekstrakurikuler silat tradisional.
  4. Menyesuaikan pelaksanaan kegiatan silat dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah.

Hilda mengatakan, sasaran Silek Siti Manggopoh dipilih sebagai bentuk penghormatan terhadap sosok pejuang perempuan dari Manggopoh yang melegenda. Nilai-nilai perjuangan, keberanian, dan kecintaan terhadap tanah kelahiran diharapkan dapat meresap dalam jiwa siswa melalui latihan silat tradisional ini.

"sasaran ini menjadi bagian dari visi sekolah dalam menjadikan lembaga pendidikan sebagai pusat pembentukan karakter yang berakar pada budaya local," kata dia.

Pendidikan Karakter yang Terstruktur dan Terintegrasi

SMAN 3 Lubuk Basung Kukuhkan Sasaran Silek Siti Manggopoh, Wujud Lestarikan Budaya Minang
Penandatangan pihak perguruan dengan SMAN 3 Lubuk Basung/SastraNusa.id/Jeki Arianto

Silat tradisional bukan hanya tentang gerakan fisik. Di memeperkirakan, bahwa, di balik setiap jurus dan langkah, tersimpan filosofi kehidupan, nilai moral, serta pelajaran tentang etika dan kedisiplinan. Hal inilah yang ingin ditanamkan kepada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Latihan silat tidak hanya melatih kekuatan tubuh, lanjut Hilda, tetapi juga mengajarkan sikap hormat kepada guru, kejujuran, serta pemahaman akan batasan dalam menggunakan ilmu yang dimiliki. Menurut Afrianto, hal tersebut merupakan bagian penting dalam pendidikan karakter yang tidak bisa dilepaskan dari budaya Minangkabau.

"Dalam praktiknya, latihan dilaksanakan setiap minggu dengan sistem rotasi antar kelas. Selain latihan fisik, siswa juga diajak berdiskusi mengenai nilai-nilai dalam silat serta sejarah perjuangan masyarakat Minangkabau. Pendekatan ini menjadikan kegiatan tersebut tidak hanya menarik, tetapi juga memiliki makna mendalam," ungkapnya.

Sinergi Budaya dan Religiusitas di Sekolah

Selain mengukuhkan program silat tradisional, SMAN 3 Lubuk Basung juga aktif dalam kegiatan keagamaan. Salah satu program unggulan adalah tahfidz Al-Qur’an, yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu.

Diungkapkan Hilda, bahwa sekolahnya tidak hanya bertugas mengembangkan sisi akademik siswa, tetapi juga aspek spiritual dan emosional. Melalui tahfidz dan silat, peserta didik diharapkan memiliki keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kedalaman nilai-nilai moral.

"Kombinasi kegiatan berbasis budaya dan keagamaan inilah yang menjadi ciri khas SMAN 3 Lubuk Basung. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, sekolah ini tetap menjaga akar budaya dan nilai religius yang menjadi identitas masyarakat Minang," jelasnya.

Dukungan Masyarakat yang Menguatkan

Pengukuhan nama sasaran silat juga mendapat dukungan positif dari tokoh masyarakat dan orang tua siswa. Banyak pihak menilai bahwa langkah ini merupakan bentuk nyata dalam membentengi generasi muda dari pengaruh negatif zaman.

Salah satu wali murid yang hadir dalam acara pengukuhan mengaku bangga. Ia menyampaikan bahwa silat bukan hanya warisan budaya, tetapi juga cara membentuk harga diri generasi muda Minangkabau.

Dengan semangat kebersamaan serta komitmen menjaga budaya dan karakter, SMAN 3 Lubuk Basung terus menunjukkan dedikasinya sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya mencetak prestasi akademik, tetapi juga membentuk pribadi yang berakar pada nilai-nilai lokal dan nasional.*

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama