![]() |
Adegan ludrukan/SastraNusa.id/Zuhdi.swt |
SastraNusa.id, Gresik - Pertunjukan ludruk dengan lakon Sido Sunat yang dibawakan oleh siswa-siswi MI Ihya’ul Ulum Sukodono berhasil menyedot perhatian warga. Gelaran seni tradisional ini tidak hanya menghibur tetapi juga menjadi sarana edukasi budaya bagi masyarakat sekitar. Antusiasme penonton terlihat dari membludaknya jumlah pengunjung yang memadati lokasi pertunjukan.
Kolaborasi Seni dan Pendidikan dalam Lakon Sido Sunat
Pertunjukan ludruk ini menampilkan kisah klasik Sido Sunat, sebuah cerita yang sarat dengan nilai moral dan kebudayaan Jawa. Para siswa MI Ihya’ul Ulum Sukodono menunjukkan kemampuan bermain gamelan, jula-juli, kidungan dan tarian Remo, juga akting serta penghayatan yang luar biasa. Mereka berhasil membawa karakter dalam cerita dengan penuh ekspresi kelucuan, membuat penonton terhanyut dalam alur cerita.
![]() |
Para pemain ludruk/SastraNusa.id/Zuhdi.swt |
Kepala MI Ihya’ul Ulum Sukodono menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pengembangan bakat siswa. Melalui seni ludruk, siswa tidak hanya belajar tentang budaya lokal tetapi juga melatih kepercayaan diri dan kreativitas. Kolaborasi antara guru, siswa, dan seniman lokal membuat pertunjukan ini berjalan sukses.
Dukungan Masyarakat dan Apresiasi terhadap Seni Tradisional
Masyarakat Sukodono menyambut positif gelaran ludruk ini. Banyak warga yang datang sejak sore untuk menyaksikan persiapan pertunjukan. Beberapa penonton mengaku terkesan dengan penampilan para siswa yang begitu profesional meski masih berusia muda.
Seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan bahwa kegiatan seperti ini perlu terus dilestarikan. Ludruk bukan sekadar hiburan tetapi juga media penyampaian pesan moral dan nilai-nilai kebudayaan Jawa. Keberhasilan pertunjukan ini membuktikan bahwa minat terhadap seni tradisional masih tinggi di kalangan masyarakat.
Proses Persiapan yang Matang dan Penuh Dedikasi
Kesuksesan pertunjukan ludruk ini tidak lepas dari proses persiapan yang intensif. Para siswa berlatih selama beberapa minggu dibimbing oleh guru dan seniman ludruk berpengalaman. Setiap adegan dipersiapkan dengan detail, mulai dari dialog, gerakan, hingga musik gamelan pengiring.
Guru pembimbing menjelaskan bahwa latihan dilakukan di luar jam sekolah agar tidak mengganggu proses belajar mengajar. Meski demikian, semangat siswa tetap tinggi. Mereka menunjukkan komitmen luar biasa untuk menghadirkan pertunjukan terbaik.
Pengaruh Positif terhadap Pelestarian Budaya Lokal
Pertunjukan ludruk oleh siswa-siswi MI Ihya’ul Ulum Sukodono ini menjadi bukti bahwa generasi muda masih peduli terhadap warisan budaya. Melalui kegiatan seperti ini, nilai-nilai tradisional dapat ditanamkan sejak dini.
Beberapa orang tua siswa mengungkapkan kebanggaannya melihat anak-anak mereka tampil di atas panggung. Mereka berharap kegiatan serupa dapat diadakan secara rutin untuk memupuk kecintaan generasi muda terhadap kesenian tradisional.
Penutup yang Mengesankan dan Harapan ke Depan
Pertunjukan ditutup dengan tepuk tangan meriah dari penonton. Seluruh guru ikut berfoto bersama para pemain usai acara sebagai kenangan. Keberhasilan ini diharapkan menjadi motivasi bagi sekolah dan masyarakat untuk terus menggelar kegiatan seni budaya.
Pemerintah Desa setempat memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif MI Ihya’ul Ulum Sukodono. Mereka berencana mendukung lebih banyak kegiatan serupa di sekolah-sekolah lain. Dengan demikian, seni tradisional seperti ludruk akan tetap hidup dan dinikmati oleh generasi mendatang.
Pertunjukan ludruk dengan lakon Sido Sunat ini tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga pengingat akan pentingnya melestarikan budaya lokal. Kolaborasi antara sekolah, siswa, dan masyarakat membuktikan bahwa seni tradisional masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Sukodono.*
Tidak ada komentar