MI Ihya'ul Ulum Sukodono Tutup MATSAMA dengan Napak Tilas Sejarah di Leran
![]() |
Suasana ziarah makam panjang/SastraNusa.id |
SastraNusa.id_Gresik-Kegiatan Masa Ta'aruf Siswa Madrasah MATSAMA 2025 di MI Ihya'ul Ulum Sukodono Panceng Gresik mencapai puncak sekaligus penutupannya dengan cara bermakna. Madrasah mengajak seluruh peserta didik melakukan kunjungan edukatif ke kompleks situs bersejarah Makam Siti Fatimah Binti Maimun di Desa Leran.
Kegiatan kolaboratif ini melibatkan tidak hanya seluruh siswa tetapi juga sejumlah wali murid serta dewan guru. Kunjungan sekaligus menandai berakhirnya rangkaian pengenalan lingkungan madrasah bagi peserta didik baru tahun ajaran ini. Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkenalkan warisan sejarah lokal sekaligus menanamkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan sejak dini.
Pemilihan situs Makam Siti Fatimah Binti Maimun bukan tanpa alasan. Lokasi tersebut merupakan salah satu bukti tertua penyebaran Islam di Nusantara. Kunjungan ini diharapkan membuka wawasan siswa mengenai akar sejarah keislaman di tanah air khususnya di wilayah Gresik.
Selain itu kegiatan juga dirancang untuk mempererat hubungan antara siswa guru dan orang tua dalam suasana pembelajaran non formal yang menyenangkan. Semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap sejarah budaya menjadi benang merah sepanjang acara.
Keseriusan persiapan tampak jelas sebelum keberangkatan. Panitia yang terdiri dari guru dan perwakilan komite madrasah memastikan seluruh aspek logistik keselamatan dan materi pembelajaran tersedia. Para siswa mendapatkan pengarahan singkat mengenai tata tertib kunjungan dan poin-poin penting sejarah yang akan dipelajari. Antusiasme peserta terlihat tinggi menyambut kegiatan pembelajaran di luar kelas ini. Suasana gembira namun tetap khidmat menyelimuti rombongan sejak berangkat dari madrasah.
Makam Siti Fatimah Binti Maimun, Titik Awal Penyebaran Islam
Kompleks Makam Siti Fatimah Binti Maimun menyambut rombongan MI Ihya'ul Ulum Sukodono dengan aura sejarah yang kental. Makam yang dipercaya sebagai salah satu jejak penyebar Islam awal di Jawa Timur ini menjadi fokus utama pembelajaran. Siswa-siswi diajak mengamati secara langsung nisan kuno bertuliskan huruf Arab Kufi yang menjadi ciri khas makam tersebut. Tulisan pada nisan menunjukkan tahun wafat 1082 Masehi menjadikannya salah satu prasasti Islam tertua di Indonesia. Keberadaan makam ini menjadi bukti konkret interaksi dagang dan budaya lintas peradaban masa lampau.
Pemahaman mengenai nilai historis situs ini ditekankan kepada peserta didik. Pentingnya menjaga kelestarian cagar budaya sebagai warisan untuk generasi mendatang menjadi pesan utama.
Mengungkap Jejak di Kompleks Makam Panjang Leran
Rombongan kemudian bergerak menuju bagian lain dari situs Leran yang tak kalah penting Kompleks Makam Panjang. Di area inilah siswa diajak menggali lebih dalam sejarah tokoh-tokoh penyebar Islam lainnya yang terkait dengan Siti Fatimah Binti Maimun. Makam Panjang menjadi tempat peristirahatan pamanda Siti Fatimah yakni Sayyid Syarif Sayyid Ja'far dan Sayyid Kharim. Keberadaan makam para sayyid ini menunjukkan jejaring dakwah yang terstruktur di masa itu. Setiap makam memiliki karakteristik nisan berbeda menjadi bahan diskusi menarik antara siswa dan guru.
Tidak hanya para sayyid kompleks Makam Panjang juga menyimpan makam para pengikut setia Siti Fatimah Binti Maimun. Siswa diperkenalkan dengan makam Nyai Sruni Putri Kucing Putri Kamboja dan Putri Keling. Mereka adalah dayang-dayang atau pendamping Siti Fatimah yang turut serta dalam perjalanan dakwah. Nama-nama unik para dayang ini memicu rasa ingin tahu siswa mengenai asal usul dan peran mereka.
Keunikan arsitektur dan tata letak makam di kompleks ini menjadi bahan observasi tersendiri. Keseriusan siswa dalam mengamati setiap detail menunjukkan minat besar terhadap sejarah lokal yang selama ini mungkin kurang tersentuh.
Peran wali murid yang turut serta menjadi nilai tambah signifikan. Mereka tidak hanya mendampingi tetapi juga aktif terlibat dalam diskusi bersama anak-anak. Beberapa orang tua bahkan berbagi pengetahuan atau kesan pribadi mereka mengenai situs Leran.
Kolaborasi antara guru siswa dan orang tua dalam proses pembelajaran ini menciptakan sinergi positif. Pengalaman belajar menjadi lebih kaya dan bermakna ketika melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam komunitas pendidikan. Ikatan emosional antara peserta didik materi pelajaran dan lingkungan sosialnya semakin menguat.
Refleksi Akhir MATSAMA 2025 di Bawah Naungan Sejarah
![]() |
Suasana penutupan matsama/SastraNusa.id |
Puncak acara kunjungan sekaligus menjadi momen penutupan resmi MATSAMA 2025. Seluruh peserta berkumpul di area terbuka kompleks makam untuk refleksi akhir. Kepala MI Ihya'ul Ulum Sukodono Panceng Gresik , Bu Aini Rohmawati S. Hi., menyampaikan sambutan penutupan MATSAMA.
Beliau menekankan pentingnya memahami sejarah sebagai fondasi membangun masa depan. Kegiatan MATSAMA tahun ini sengaja dirancang berbeda dengan mengedepankan pembelajaran kontekstual di luar ruang kelas. Penutupan di situs bersejarah menjadi simbol perjalanan panjang pendidikan yang berakar pada kearifan masa lampau.
Dalam sambutannya kepala madrasah juga menyampaikan apresiasi tinggi atas partisipasi aktif seluruh siswa wali murid dan dewan guru. Kerja sama yang solid inilah yang menjadikan rangkaian MATSAMA 2025 sukses terlaksana. Beliau berharap nilai-nilai persatuan semangat belajar dan penghargaan terhadap sejarah yang telah ditanamkan selama MATSAMA terus melekat dalam diri siswa.
Pesan moral tentang toleransi kerja keras dan kepedulian terhadap warisan budaya menjadi penekanan utama. Situs Leran dengan keberagaman tokoh yang dimakamkannya menjadi ruang kelas alamiah yang sempurna untuk merefleksikan nilai-nilai tersebut.
Momen Penutupan
Momen penutupan diwarnai dengan doa bersama yang dipimpin oleh Tokoh agama sekaligus Ketua Yayasan. Doa dipanjatkan untuk keberkahan ilmu yang telah diperoleh semangat belajar yang terus menyala dan kelestarian situs-situs sejarah. Suasana hening dan khidmat menyelimuti seluruh peserta ketika doa bersama berlangsung di antara makam para penyebar Islam terdahulu.
Doa menjadi simbol penghormatan terhadap jasa para pendahulu sekaligus komitmen untuk melanjutkan estafet ilmu dan kebajikan. Rangkaian MATSAMA 2025 resmi berakhir namun semangat dan pelajaran yang didapat diharapkan menjadi bekal berharga sepanjang tahun ajaran.
Kegiatan penutupan MATSAMA 2025 MI Ihya'ul Ulum Sukodono Panceng Gresik ini meninggalkan kesan mendalam. Kombinasi antara pengenalan lingkungan madrasah dan pembelajaran sejarah langsung di lapangan memberikan pengalaman holistik bagi peserta didik. Memahami akar sejarah lokal khususnya jejak penyebaran Islam di Leran memperkaya wawasan kebangsaan dan keislaman siswa.
Kolaborasi antara madrasah keluarga dan komunitas dalam menjaga warisan sejarah menjadi teladan nyata pendidikan karakter. Kunjungan ini bukan akhir perjalanan tetapi awal dari komitmen bersama untuk terus belajar dari masa lalu membangun masa depan.*
Tidak ada komentar untuk "MI Ihya'ul Ulum Sukodono Tutup MATSAMA dengan Napak Tilas Sejarah di Leran"