Persatuan Indonesia Dimulai dari Madura, Benarkah Lewat Tabrani?
![]() |
Kartun wajah Tabrani berdampingan dengan bendera merah putih yang dikibarkan/Ilustrasi |
SastraNusa.id, Madura - Sejarah bangsa Indonesia ini, tidak hanya dibentuk oleh sosok-sosok populer yang sering disebut dalam buku pelajaran. Kamu perlu mengetahui, bahwa ada banyak tokoh yang kontribusinya sangat besar namun namanya jarang terdengar.
Ada salah satu di antara tokoh itu, berasal dari Madura. Yakni, Tabrani pemuda yang berasal dari Pamekasan ini, ternyata memberikan sumbangsih penting dalam kelahiran Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Lahir di lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai intelektual dan semangat perlawanan, Tabrani tumbuh dengan visi yang berbeda dari kebanyakan tokoh sezamannya.
Pasalnya, dia tidak hanya menyuarakan semangat nasionalisme dalam bentuk perjuangan fisik, melainkan juga lewat pemikiran tentang bahasa.
Menurut Tabrani, bahasa bukan hanya sarana komunikasi, tetapi kunci utama dalam membentuk kesatuan bangsa.
Jadi bisa dong dikatakan, bahwa Tabrani menjadi pelopor dalam memperkenalkan istilah Bahasa Indonesia jauh sebelum nama itu resmi digunakan dalam Sumpah Pemuda tahun 1928. Pemikirannya terkait bahasa persatuan ini, melampaui zamannya, kemudian menjadi fondasi penting bagi persatuan bangsa yang majemuk.
Historis Tabrani dan Bahasa Indonesia
Pada tahun 1926, Tabrani menulis di surat kabar Hindia Baroe. Dalam tulisannya, untuk pertama kalinya secara terbuka digunakan istilah “Bahasa Indonesia”. Tulisan tersebut bukan hanya usulan, melainkan pernyataan berani yang menunjukkan arah baru perjuangan bangsa. Saat banyak pihak masih menyebut Bahasa Melayu sebagai bahasa penghubung, Tabrani memilih langkah berbeda.
Menurut informasi yang SastraNusa.id himpun, dia memiliki pandangan berbeda saat itu, yakni, penggunaan istilah Bahasa Melayu hanya akan memperkuat dominasi etnis tertentu.
Sementara itu, Indonesia membutuhkan identitas baru yang harus diterima oleh semua kelompok. Berdasarkan itu, Tabrani mengusulkan nama Bahasa Indonesia sebagai wujud dari semangat nasionalisme yang inklusif.
Hasilnya, gagasan ini sempat ditanggapi dengan skeptis oleh sejumlah kalangan. Seperti pejuang dari Madura lainnya, Tabrani tak gentar dengan komentar-komentar yang tidak sejalan dengannya. Dia, justru membuka ruang diskusi yang lebih luas dalam kalangan pemuda.
Pekerjaannya itu membuahkan hasil. Yaitu, terlihat pada dua tahun kemudian, tepatnya dalam Kongres Pemuda Kedua istilah yang diperkenalkan Tabrani akhirnya diterima, bahkan diabadikan dalam ikrar Sumpah Pemuda.
Perjuangan Melalui Dunia Jurnalistik
Selain menjadi pemikir, Tabrani juga dikenal sebagai jurnalis yang produktif. Hal itu diketahui saat dia memimpin surat kabar Hindia Baroe yang menjadi wadah penyebaran ide-ide kebangsaan dan kemerdekaan.
Melalui media itu, pemuda kelahiran Madura tersebut mengarahkan opini publik agar mendukung lahirnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
Setiap tulisan yang dimuat mengandung semangat perubahan. Tabrani tidak hanya menyampaikan informasi, dia juga menyisipkan pesan-pesan perjuangan. Kemudian, mengajak generasi muda untuk memahami bahwa Bahasa Indonesi termasuk simbol perlawanan terhadap kolonialisme dan bentuk nyata dari kemandirian intelektual.
Dari ini tentu bisa dilihat, bahwa media yang dipimpinnya menjadi alat penting untuk menyebarluaskan gagasan. Oh ya sahabat SastraNusa.id, perlu kamu ketahui, dalam suasana penjajahan yang penuh tekanan, surat kabar seperti Hindia Baroe berperan besar dalam membentuk kesadaran kolektif masyarakat. Di sanalah pertempuran pemikiran berlangsung, dan Tabrani menjadi salah satu komandan utamanya.
Perlawanan terhadap Bahasa Penjajah
Jika ada pertanyaan tentang bagaimana kiprah intelektual Madura dalam melawan penjajahan, kamu bisa menelisik pemikiran Tabrani yang menolak bahasa Belanda menjadi bagian penting untuk surat kabar yang dipimpinnya. Bagi dia, menggunakan bahasa penjajah hanya akan memperpanjang ketergantungan intelektual bangsa Indonesia. Karena itu, dia bersikeras mendorong penggunaan bahasa sendiri yang lahir dari semangat rakyat dan bisa menjangkau semua kalangan.
Perlu digaris bawahi, bahwa usulan penggunaan Bahasa Indonesia bukan hanya soal istilah, tetapi langkah strategis dalam merebut kembali identitas nasional. Apalagi saat itu, masih banyak kalangan terdidik yang menggunakan bahasa Belanda untuk menulis dan berdiskusi. Jadi tidak salah saat Tabrani menawarkan alternatif yang lebih merakyat dan membumi yakni bahasa Indonesia.
Melalui Bahasa Indonesia, Tabrani ingin memastikan bahwa perjuangan tidak hanya milik segelintir elite, tetapi milik semua rakyat. Sementara bahasa menjadi alat perjuangan yang bisa digunakan oleh petani, buruh, pelajar, hingga pemimpin bangsa. Dari sinilah terlihat bahwa perjuangannya memiliki dimensi kebangsaan yang sangat kuat.
Warisan Besar, Kini Terlupakan?
Meskipun berperan penting dalam sejarah kebangkitan bahasa, nama Tabrani tidak setenar tokoh lain seperti Mohammad Yamin atau Ki Hadjar Dewantara. Padahal, kontribusinya dalam membentuk identitas kebangsaan melalui bahasa sangat nyata dan berdampak luas hingga saat ini.
Atas ulahnya itu, sejarawan dan ahli bahasa telah mulai mengangkat peran Tabrani sebagai salah satu Bapak Bahasa Indonesia. Ia dianggap sebagai pemula dari gagasan besar yang kemudian diikuti oleh para pejuang bahasa lainnya.
Terlepas dari itu, hingga kini, penghargaan terhadap jasanya masih belum sebanding dengan pengaruh yang ditinggalkan.
Kini, jutaan orang menggunakan Bahasa Indonesia untuk belajar, bekerja, berdiskusi, dan berkomunikasi. Namun mereka tidak tahu, bahwa di balik penggunaan sehari-hari itu, terdapat perjuangan panjang dari seorang pemuda asal Pamekasan yang percaya bahwa bahasa bisa menyatukan bangsa.
Melawan dengan Gagasan, Memenangkan Lewat Kata
Mau tidak mau, kamu harus mengakui bahwa Tabrani Pamekasan memberikan pelajaran penting. Yakni, tidak semua perjuangan harus dengan senjata. Kadang, satu gagasan yang ditulis dengan keyakinan bisa lebih kuat dari seribu teriakan di medan perang.
Garis benang keras: melalui keberanian menyebut “Bahasa Indonesia” sebelum siapa pun berani melakukannya, Tabrani mencatat sejarah dengan tinta yang tak akan luntur.
Hari ini, Bahasa Indonesia telah menjadi simbol kekuatan nasional, alat pendidikan, dan kebanggaan setiap warga negara. Tapi jangan gegabah, kamu harus tahu bahwa di balik itu ada sosok berjuang melawan kolonial melalui gagasan. Dialah Tabrani, pejuang bahasa yang nyaris terlupakan oleh kalangan modern.*
Tidak ada komentar untuk "Persatuan Indonesia Dimulai dari Madura, Benarkah Lewat Tabrani?"