TERBARU

Di Ketanen Gresik Bersih-bersih Dapat Uang Hingga Jutaan, Ternyata dari GIR!

Warga Ketanen beserta anggota GIR/SASTRANUSA/Zuhdi.Swt

SASTRANUSA, GRESIK – Kesadaran menjaga lingkungan terus meningkat di berbagai daerah Indonesia, termasuk di Desa Ketanen, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik. Warga setempat melihat kebersihan bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, melainkan komitmen bersama. 

Semangat itu melahirkan gerakan kolektif yang kini mendapat dukungan sebuah perusahaan global bernama Green International Resource Recycling Group atau GIR. Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, dan pihak swasta menjadi contoh nyata penerapan konsep ekonomi sirkular di tingkat lokal.

Kemunculan GIR membawa napas baru bagi desa pesisir tersebut. Program yang dijalankan bukan hanya fokus pada kebersihan, tetapi juga membuka peluang ekonomi dari pengelolaan limbah. 

Warga diajak memandang sampah sebagai sumber daya yang dapat diolah menjadi produk bernilai. Perubahan sudut pandang inilah yang membuat Desa Ketanen mulai dikenal sebagai percontohan pengelolaan lingkungan berkelanjutan di Gresik.

Siapa Green International Resource Recycling Group

Anggota GIR Wilayah Ketanen Sedang Melakukan Apel Sebelum Bakti Sosial/SASTRANUSA/Zuhdi Swt

GIR merupakan perusahaan global berbasis di Denver, Amerika Serikat, dengan modal terdaftar sekitar USD 80 juta. Perusahaan ini bergerak di bidang pengelolaan limbah industri, elektronik, plastik, dan logam dengan teknologi penyortiran berbasis kecerdasan buatan yang akurasinya sekira 99 persenan. 

 Jaringan operasionalnya meliputi enam basis manufaktur dan lima divisi bisnis di 61 negara. Mitra kerjanya mencakup perusahaan besar dunia seperti Walmart, Pfizer, General Motors, dan BYD.

Selain reputasi internasional, GIR telah meraih berbagai penghargaan di bidang lingkungan dan tata kelola berkelanjutan atau ESG. Keberhasilan itu disertai klaim mampu mengurangi emisi karbon hingga 680 ribu ton per tahun. 

Rekam jejak yang solid membuat GIR dipercaya menjalankan program kebersihan di banyak negara. Indonesia menjadi salah satu lokasi penting dengan berbagai kegiatan edukasi pemilahan sampah dan pemberdayaan ekonomi berbasis daur ulang.

Program GIR di Desa Ketanen

Di Gresik, GIR menjalankan serangkaian kegiatan bakti sosial selama lima bulan terakhir. Fokus utamanya ialah kebersihan lingkungan dan pemanfaatan limbah menjadi sumber penghidupan. 

Edi Kusnianto, Manager Offline GIR wilayah Ketanen, menjelaskan bahwa program ini disambut positif oleh pemerintah desa. Dukungan tersebut memberi dorongan besar bagi tim lapangan untuk terus melakukan aksi berkelanjutan.

Edi menuturkan, hingga kini sudah delapan kali bakti sosial terlaksana. Setiap kegiatan melibatkan warga dari berbagai lapisan, mulai pemuda karang taruna hingga kelompok ibu rumah tangga. 

Mereka bekerja sama membersihkan lingkungan, memilah sampah, dan memproses material yang masih memiliki nilai jual. Hasil pengelolaan kemudian menjadi tambahan penghasilan bagi peserta yang terlibat.

GIR Perkenalkan Ekonomi Jangka Panjang

Anggota GIR semangat melakukan Baksos/SastraNusa.id/Zuhdi Swt

Konsep ekonomi sirkular yang diperkenalkan GIR berbeda dengan pola ekonomi linier tradisional yang hanya mengenal proses ambil, buat, dan buang. 

Dalam sistem sirkular, produk serta bahan dijaga agar tetap berputar selama mungkin, sehingga nilai ekonominya tidak cepat hilang. Pendekatan ini membantu mengurangi volume limbah sekaligus membuka peluang usaha baru.

Edi menekankan, model tersebut sejalan dengan target global menuju masa depan berkelanjutan. Teknologi pemilahan canggih yang digunakan GIR memastikan material terolah dengan efisien. 

Warga Ketanen melihat langsung bagaimana sampah plastik, logam, hingga sisa elektronik dapat diproses kembali menjadi bahan bernilai. Penerapan nyata ini membuat masyarakat semakin yakin bahwa limbah bukan masalah, melainkan peluang ekonomi.

GIR Didukung Pemerintah dan Warga

Pemerintah Desa Ketanen memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan yang dijalankan GIR. Kepala desa menilai program ini tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesadaran kolektif warganya.

Partisipasi masyarakat semakin tinggi karena mereka merasakan manfaat langsung, baik dari lingkungan yang bersih maupun pemasukan tambahan.

Setiap bakti sosial disertai edukasi mengenai cara memilah sampah yang benar. Tim GIR memberikan pelatihan singkat kepada warga, termasuk teknik penyortiran sederhana yang bisa diterapkan di rumah. 

Pendekatan tersebut menumbuhkan rasa memiliki, sehingga kebiasaan ramah lingkungan berlanjut meski kegiatan bakti sosial telah selesai.

Peserta yang Tergabung ke GIR Ketanen Dapat Imbalan

Menurut Edi, para peserta kegiatan bakti sosial berhak memperoleh imbalan sesuai penugasan yang dilakukan. Nominalnya bervariasi tergantung jenis pekerjaan dan jumlah material yang berhasil dikumpulkan.

Sistem ini memotivasi warga untuk aktif berpartisipasi, karena mereka tidak hanya menjaga kebersihan tetapi juga mendapatkan penghasilan tambahan.

Beberapa warga mengaku mampu menambah pendapatan keluarga berkat kegiatan ini. Pendekatan yang menggabungkan aspek lingkungan dan ekonomi terbukti efektif menciptakan ekosistem berkelanjutan. 

Dengan adanya pemasukan, masyarakat semakin terdorong untuk terus mengelola limbah secara mandiri.

Jangkauan GIR di Indonesia

Kehadiran GIR di Indonesia tidak hanya terbatas di Gresik. Program serupa sudah berjalan di Jatikramat, Bekasi, dan Pantai Mato, Kabupaten Banggai Laut. 

Setiap lokasi mendapat pendampingan mengenai edukasi pemilahan sampah, pengelolaan limbah, serta pemberdayaan ekonomi berbasis daur ulang. Hasilnya menunjukkan bahwa konsep ekonomi sirkular dapat diterapkan di berbagai kondisi wilayah.

Pengalaman di daerah lain memberi inspirasi bagi Desa Ketanen untuk terus mengembangkan program serupa. Pertukaran ide dan praktik terbaik antarwilayah membantu mempercepat proses pembelajaran.

Dengan jejaring yang luas, GIR mampu menghadirkan inovasi yang relevan bagi kebutuhan masyarakat Indonesia.

GIR Sukses karena Keterlibatan Komunitas

Keberhasilan GIR tidak hanya bergantung pada teknologi canggih, tetapi juga pada keterlibatan komunitas. Tanpa dukungan masyarakat, konsep ekonomi sirkular sulit diwujudkan. Kombinasi antara mesin penyortir berpresisi tinggi dan partisipasi warga menghasilkan sistem pengelolaan limbah yang efektif.

Edi menilai, sinergi inilah yang membuat GIR optimistis gerakan peduli lingkungan akan semakin meluas. Desa Ketanen menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas pihak mampu menciptakan perubahan positif. Perusahaan pun berkomitmen untuk terus memperluas program ke berbagai daerah lain di Indonesia.

GIR Hadapi Tantangan dan Jawaban Masa Depan

Meskipun hasil awal terlihat menjanjikan, tantangan tetap ada. Edukasi berkelanjutan menjadi kunci agar kebiasaan memilah sampah tidak berhenti di tengah jalan. Pemerintah desa dan masyarakat perlu menjaga konsistensi, sementara GIR diharapkan tetap mendampingi dengan program pelatihan lanjutan.

Harapan ke depan, Desa Ketanen dapat menjadi pusat percontohan ekonomi sirkular di Jawa Timur. Jika model ini berhasil diperluas, bukan tidak mungkin Gresik menjadi kabupaten yang dikenal sebagai pionir pengelolaan limbah modern. 

Dengan sinergi teknologi, komunitas, dan dukungan pemerintah, cita-cita lingkungan bersih sekaligus peningkatan kesejahteraan warga bukan sekadar mimpi.


Catatan Redaksi

Dengan kolaborasi erat antara warga, pemerintah, dan perusahaan global, GIR membuktikan bahwa menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan perekonomian dapat berjalan seiring. Keberhasilan di Desa Ketanen menjadi inspirasi bagi daerah lain yang ingin menerapkan konsep serupa. Program ini menegaskan bahwa gerakan peduli lingkungan akan semakin kuat bila semua pihak bergerak bersama.*

Penulis: Zuhdi Swt