Panglima Tempur Mewakili Desa Panyerangan di Parade Daul Dug-Dug di Pangarengan
![]() |
Panglima Tempur Mewakili Desa Panyerangan di Parade Daul Dug-Dug di Pangarengan /Sastranusa.Id/Iebenk |
SastraNusa.Id, Sampang – Malam di Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, berlangsung semarak dengan dentuman musik tradisional khas Madura. Karang Taruna Kecamatan Pangarengan sukses menggelar Parade Daul Dug-Dug pada Sabtu (30/8) malam, yang disambut meriah ribuan warga.
Salah satu peserta yang menjadi sorotan adalah group Panglima Tempur By Lancheng Pejjungan nomor urut 8 dari 10 peserta yang mengikuti parade mewakili Desa Panyerangan
Diketuai Oleh Abdur Rahman, kelompok daul dug-dug ini tampil energik dan berhasil mencuri perhatian penonton melalui penampilannya yang sangat memukau.
Penampilan Panglima Tempur tidak lepas dari kerja keras seluruh anggota serta dukungan swadaya masyarakat.
Selain itu, mereka juga mendapat sokongan dari berbagai sponsor, di antaranya Bandar Kiloan, Prabu Sakti, Raka Rental, Big Boss Ringgit, ARC Group, Anas Aliwafa, Weaing Muslimah, Nama Nia, Kaltim Jaya, The Best Panggung Lighting, Juragan Real, dan Lolelo Transport.
“Alhamdulillah, penampilan kami bisa maksimal berkat semangat gotong royong dan dukungan sponsor. Semua ini bentuk kecintaan pada seni daul yang menjadi kebanggaan Madura,” ujar Abdur Rahman, Ketua Panglima Tempur.
Sepanjang rute parade, masyarakat tampak antusias menyaksikan penampilan Panglima Tempur. Tabuhan khas dug-dug yang menghentak dipadukan dengan hiasan ornamen meriah membuat suasana kian semarak. Tidak sedikit warga yang mengabadikan momen tersebut melalui gawai mereka.
“Bangga sekali melihat Desa Panyerangan punya wakil yang tampil di acara besar seperti ini. Semoga Panglima Tempur terus berkarya,” ucap salah seorang warga.
Parade Daul Dug-Dug yang diinisiasi Karang Taruna Kecamatan Pangarengan tersebut, menjadi wadah untuk melestarikan tradisi lokal. Penampilan Panglima Tempur menjadi bukti nyata bahwa seni tradisional Madura tetap memiliki tempat di hati masyarakat.
“Harapan kami, parade ini bisa menjadi agenda rutin tahunan agar tradisi tidak hilang dimakan zaman. Seni daul adalah identitas kita,” tutur Abdur Rahman.
Semangat kebersamaan menhljadi bukti bahwa parade kali ini berakhir meriah dan meninggalkan kesan mendalam.
Penampilan Panglima Tempur pun menjadi simbol bahwa budaya Madura masih hidup dan terus berkembang di tengah masyarakat.*
Penulis : Iebenk