Mahasiswa Sampang Desak Keadilan Usai Tragedi Affan Kurniawan
![]() |
Situasi saat mahasiswa Sampang demo/SastraNusa.id/Fauzi |
SASTRANUSA.ID, SAMPANG – Suasana siang di Kabupaten Sampang pada Minggu (31/8/2025) berubah ramai oleh aksi mahasiswa. Puluhan massa berkumpul dan menggelar demonstrasi damai di depan Mapolres Sampang, Madura. Kehadiran mereka bukan tanpa sebab, melainkan sebagai bentuk solidaritas atas tragedi di Jakarta Pusat yang merenggut nyawa pengemudi ojol, yakni, Affan Kurniawan.
Pemuda berusia 21 tahun tersebut meninggal dunia setelah terlindas kendaraan taktis milik Brimob. Kejadian itu mengundang keprihatinan mendalam, sehingga mahasiswa di Sampang merasa terpanggil untuk menyuarakan keadilan. Aksi pun digelar dengan tujuan menekan aparat penegak hukum agar lebih transparan dalam menangani peristiwa yang dianggap melukai nurani masyarakat.
Demonstrasi dimulai dengan long march dari Pasar Srimangunan. Barisan mahasiswa berjalan menyusuri Jalan KH. Wahid Hasyim hingga Jalan Jammaludin, sebelum akhirnya berkonsentrasi di depan Mapolres. Sepanjang perjalanan, massa tetap menjaga ketertiban, meski wajah-wajah serius terlihat jelas menandakan sikap tegas mereka terhadap isu yang diangkat.
Aksi Sempat Bersitegang
![]() |
Situasi saat mahasiswa berasa di jalan raya setempat untuk melakukan demo/SastraNusa.id/Fauzi |
Pada awalnya, jalannya aksi berlangsung tertib. Namun, situasi berubah setelah perwakilan mahasiswa menyerahkan berita acara tuntutan kepada Kapolres Sampang, AKBP Hartono.
Diketahui dokumen tersebut tidak mendapat tanda tangan, membuat suasana mulai memanas. Rasa kecewa mendorong demonstran mengambil langkah lain dengan memblokade jalur nasional di simpang empat Jalan Jaksa Agung Suprapto.
Tindakan itu langsung berdampak pada arus lalu lintas. Jalan utama yang biasanya lancar menjadi tersendat dan mengakibatkan kemacetan ringan. Kondisi tersebut membuat aparat kepolisian bergerak cepat agar situasi kembali terkendali. Upaya membubarkan massa dilakukan, tetapi bentrokan kecil tak dapat dihindari ketika mahasiswa bertahan di lokasi.
Dorong-dorongan antara petugas dan mahasiswa sempat mewarnai jalannya aksi. Namun setelah beberapa menit, situasi berangsur reda. Massa akhirnya mundur dari jalan raya, meski suara orasi dan semangat perjuangan tetap menggema. Peristiwa singkat itu meninggalkan catatan penting tentang dinamika penyampaian aspirasi di ruang publik.
Seruan PMII Sampang
Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sampang, Latifah, menegaskan bahwa meninggalnya Affan Kurniawan tidak bisa dipandang sebagai insiden biasa. Tragedi tersebut dinilai sebagai pelanggaran serius terhadap hukum, hak asasi manusia, serta konstitusi Republik Indonesia.
"Maka atas dasar itulah kami menuntut agar pihak aparat hukum tidak hanya bertindak represif, melainkan benar-benar menjadi pelindung rakyat," tutur Latifah.
Latifah menilai, aparat kepolisian harus benar-benar berfungsi sebagai pelindung masyarakat, bukan sebaliknya. Mahasiswa menginginkan adanya sikap tegas agar kejadian serupa tidak terulang. Dari mimbar orasi, Latifah membacakan sejumlah tuntutan yang menjadi pegangan aksi solidaritas kali ini.
Tuntutan ada 6 Poin
Pertama, mahasiswa menuntut penyelidikan terbuka, transparan, dan akuntabel atas peristiwa yang menimpa Affan Kurniawan. Kedua, mereka meminta adanya jaminan perlindungan terhadap hak konstitusional warga dalam menyampaikan pendapat di muka umum.
Tuntutan ketiga adalah penghentian segala bentuk kekerasan dan tindakan represif aparat terhadap masyarakat kecil. Keempat, mahasiswa mendorong reformasi menyeluruh di tubuh kepolisian agar lebih profesional dan berpihak pada rakyat.
Kelima, Polres Sampang diminta menyatakan sumpah dan ikrar secara terbuka untuk melindungi, mengayomi, serta menjamin keamanan massa saat menyampaikan aspirasi. Tuntutan terakhir ialah menuntut transparansi penegakan hukum di Kabupaten Sampang. Mereka menyoroti masih adanya kasus besar yang dinilai belum terselesaikan, termasuk dugaan praktik mafia hukum.
Tanggapan Kapolres Sampang
![]() |
Situasi saat pihak aparat kepolisian Sampang berhadapan dengan masa aksi/SastraNusa.id/Fauzi |
Menanggapi aksi mahasiswa, Kapolres Sampang AKBP Hartono menyampaikan rasa duka yang mendalam.
Dia mengaku turut berbelasungkawa atas wafatnya Affan Kurniawan. Tragedi itu merupakan musibah yang menyentuh hati banyak pihak. Sebagai bentuk empati, jajaran Polres Sampang menggelar salat gaib untuk mendoakan almarhum
"Keluarga Besar Polres Sampang turut berduka cita sedalam-dalamnya. Semoga alm. mendapat tempat terbaik di sisi Allah," ujar AKBP Hartono.
Hartono menegaskan bahwa secara institusional tidak ada perintah dari kepolisian untuk melakukan tindakan represif terhadap masyarakat. Polisi, ucapnya, juga bagian dari warga negara yang menjunjung iman serta nilai kemanusiaan. Karena itu, ia menolak anggapan bahwa kepolisian selalu identik dengan kekerasan dalam mengatasi aksi massa.
Lebih jauh, Kapolres menekankan keterbukaan Polres Sampang terhadap kritik maupun masukan. Jika ditemukan kesalahan, dirinya berjanji untuk segera melakukan perbaikan. Hartono menambahkan bahwa dirinya bersama seluruh staf dan anggota Polres berkomitmen memberi pelayanan terbaik, sekaligus menegaskan tidak alergi terhadap kritik publik.
"Anggota polres Sampang tidak alergi terhadap kritik. Kami berkomitmen akan memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat," paparnya.
Penulis: Fauzi