SN TOP

Dibalik Gedung Grahadi Surabaya Dilalap Si Jago Merah!

Dibalik Gedung Grahadi Surabaya Dilalap Si Jago Merah!
Situasi saat Gedung Grahadi Terbakar/SastraNusa.id/Fauzi

SastraNusa.id, Surabaya - Suasana di pusat Kota Surabaya pada Sabtu malam berubah mencekam ketika api membubung tinggi dari Gedung Negara Grahadi. Bangunan bersejarah yang selama ini menjadi ikon sekaligus rumah dinas resmi Gubernur Jawa Timur itu, dilalap si jago merah usai kericuhan massa. Asap hitam mengepul dari bagian atap hingga menarik perhatian warga yang melintas di Jalan Gubernur Suryo.

Menurut informasi yang berhasil SastraNusa.id himpun, peristiwa itu bermula dari aksi massa yang awalnya berlangsung damai. Namun, situasi berubah tak terkendali pasca sekira 1 jam khofifah selesai menemui massa.

Diketahui, api menyambar atap dan merambat ke ruang kerja Wakil Gubernur Jawa Timur. Suasana semakin kacau setelah terdengar suara ledakan dan kaca-kaca gedung pecah akibat lemparan benda keras.

Kondisi tersebut membuat Gedung Negara Grahadi yang biasanya berdiri anggun sebagai simbol pemerintahan Jawa Timur justru tampak porak poranda dalam semalam.

Dibalik Gedung Grahadi Dilalap si Jago Merah

Mengenai Gedung Negara Grahadi, ternyata bukan sekadar bangunan pemerintahan. Tempat ini, pasalnya menyimpan sejarah panjang sejak masa kolonial Belanda pada akhir abad ke-18.

Awalnya gedung tersebut dikenal dengan nama Societeit de Harmonie yang digunakan sebagai pusat pertemuan dan hiburan kalangan Belanda di Surabaya. Keberadaan bangunan itu menjadi pusat interaksi sosial kelas elite pada zamannya.

Pada tahun 1802 gedung ini dialihfungsikan menjadi rumah dinas Residen Surabaya. Dari sinilah fungsinya perlahan berubah, yakni, tidak hanya sekadar tempat hiburan melainkan juga pusat kegiatan administratif pemerintahan kolonial.

Posisi strategis gedung yang berada di jantung kota Surabaya membuatnya terus dipertahankan hingga era kemerdekaan.

Sepanjang ini, Gedung Grahadi dikenal sebagai rumah dinas resmi Gubernur Jawa Timur. Tidak hanya itu, gedung tersebut juga kerap digunakan untuk berbagai acara penting, mulai dari pertemuan kenegaraan, jamuan tamu asing, hingga kegiatan seremonial lain yang berkaitan dengan pemerintahan daerah.

Arsitekturnya yang megah dengan pilar-pilar tinggi bergaya kolonial serta taman luas di halaman depan, tentu menambah kesan berwibawa sekaligus bersejarah. Namun sayangnya, gedung tersebut dilalap si jago merah tanpa tersisa.

Ikon Surabaya Terbakar

Kebakaran yang melanda gedung tersebut menimbulkan luka mendalam bagi masyarakat Jawa Timur. Sebagai salah satu ikon kota, Gedung Grahadi bukan hanya simbol kekuasaan tetapi juga bagian dari identitas sejarah Surabaya.

Jika seperti ini, kehilangan sebagian bangunan akibat api tentu menjadi kerugian besar dari berbagai sisi termasuk pemerintahan maupun situs sejarah.

Selain itu, kerusakan pada ruang kerja Wakil Gubernur serta fasilitas di dalamnya akan berdampak terhadap aktivitas pemerintahan. Pemulihan kondisi pascakebakaran diperkirakan membutuhkan waktu yang tidak singkat, mengingat struktur bangunan berusia lebih dari dua abad.

Pihak berwenang juga akan dihadapkan pada tantangan besar untuk menjaga keaslian arsitektur kolonial ketika renovasi dilakukan.

Kebakaran yang terjadi, menjadi pengingat bahwa situs bersejarah memerlukan perlindungan ekstra. Gedung dengan nilai budaya dan politik yang tinggi semestinya dijaga bukan hanya dari faktor usia dan cuaca, melainkan juga dari potensi ancaman kerusuhan massa.

Kericuhan Tak Terhindarkan

Sebelum api melahap gedung, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sempat menemui massa yang berkumpul di depan Grahadi.

Dalam pertemuan tersebut, Khofifah meminta agar aksi berjalan damai tanpa tindakan anarkis. Namun, situasi berubah hanya dalam hitungan jam.

Singkatnya, ledakan demi ledakan terdengar dari dalam kompleks Grahadi membuat suasana semakin tidak kondusif. Jalan Gubernur Suryo dipenuhi orang hingga malam, sementara petugas keamanan berupaya menertibkan kerumunan.

Hingga berita ini terbit, belum ada keterangan resmi mengenai korban jiwa atau luka akibat kericuhan tersebut. Namun, kerugian material jelas tidak sedikit mengingat banyak fasilitas pemerintahan rusak dan beberapa peralatan dilaporkan hilang.

Aksi Di Surabaya Nuntut Apa?

Menurut himpunan data SastraNusa.id himpun, aksi massa di depan Gedung Grahadi merupakan bentuk solidaritas atas meninggalnya seorang pengemudi ojol (Affan Kurniawan).

Affan diketahui terlibat dalam kericuhan demo di Jakarta beberapa waktu lalu. Rasa duka dan solidaritas itu kemudian memicu aksi lanjutan di Surabaya yang sayangnya berakhir ricuh.

Penulis: Fauzi