Bahas Tahun Ajaran Baru, Lokakarya SMAN 1 Batang Anai Sukses Digelar
![]() |
Suasana Acara Lokakarya di SMAN 1 Batang Anai/SastraNusa.id/Jeki Arianto |
SastraNusa.id, Padang Pariaman - Pagi itu, aula utama SMA Negeri 1 Batang Anai dipenuhi suara percakapan yang hangat. Barisan kursi telah tersusun rapi sejak subuh, dan papan tulis digital mulai menampilkan tema kegiatan. Raut wajah guru dan tenaga kependidikan yang hadir terlihat penuh harap. Suasana tak hanya menggambarkan rutinitas tahunan, melainkan juga semangat baru yang tumbuh menjelang tahun pelajaran 2025–2026.
Di sudut ruangan, Kepala Sekolah Zubaidah tampak sibuk berbincang dengan tim panitia. Beberapa guru terlihat berdiskusi ringan sambil menanti dimulainya acara. Tak berselang lama, seorang perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Mahyan, tiba dan langsung mendapat sambutan hangat dari panitia. Kehadiran Kabid tersebut memberi nilai tambah pada acara yang memang dirancang bukan sekadar seremonial.
Lokakarya sekolah bukan hal asing di dunia pendidikan. Namun, pelaksanaannya di SMAN 1 Batang Anai kali ini membawa nuansa berbeda. Tak hanya menjadi forum evaluasi program kerja yang telah berjalan, kegiatan ini juga bertujuan sebagai sarana perumusan langkah konkret untuk satu tahun mendatang. Evaluasi, perencanaan, dan pemecahan masalah menjadi inti dalam lokakarya yang digelar tepat pada 14 Mei 2025.
Tujuan dan Manfaat Lokakarya Sekolah
Setiap tahun ajaran baru menuntut kesiapan yang matang, tidak hanya dari peserta didik, namun juga dari seluruh elemen pendukung pendidikan. Lokakarya yang digelar ini menjadi ruang penting untuk menyampaikan laporan program sebelumnya, membahas berbagai tantangan yang muncul, serta mengidentifikasi strategi penguatan kurikulum. Dalam proses tersebut, seluruh guru, wakil kepala sekolah, hingga staf tata usaha dilibatkan tanpa terkecuali.
Melalui sambutannya, Zubaidah menekankan urgensi kegiatan ini bagi kelangsungan proses belajar mengajar.
Dirinya menyebutkan bahwa “setiap evaluasi yang dilakukan bukan hanya mengoreksi kesalahan, tetapi juga untuk membuka ruang kreativitas dan inovasi dalam penyusunan program ke depan.” Pernyataan itu disampaikan di hadapan peserta lokakarya yang tampak menyimak dengan serius.
Kegiatan yang dilaksanakan sehari penuh ini berjalan dengan sistematis. Sesi presentasi program sebelumnya dibagi dalam beberapa kelompok kerja, masing-masing membahas aspek yang berbeda, yakni mulai dari akademik, kesiswaan, hingga manajemen sarana prasarana. Tak sekadar memaparkan data, setiap kelompok juga menyampaikan tantangan yang dihadapi dan rekomendasi solusinya.
Partisipasi Narasumber dan Tamu Kehormatan
Kehadiran Mahyan dari Dinas Pendidikan Provinsi menjadi momen yang dinanti. Dalam paparannya, Mahyan menyampaikan sejumlah kebijakan baru dari pemerintah provinsi terkait sistem zonasi, penguatan kompetensi guru, serta optimalisasi digitalisasi sekolah. Dengan gaya penyampaian yang komunikatif, Mahyan berhasil mengajak peserta untuk melihat persoalan pendidikan dari sudut yang lebih luas.
Pesan motivatif juga mengalir dari sesi narasumber yang dihadirkan panitia. Topik-topik seperti “membangun budaya sekolah yang adaptif” dan “menumbuhkan karakter peserta didik di era digital” menjadi tema bahasan yang memancing diskusi. Setiap peserta mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan menanggapi gagasan yang dipaparkan.
Tak hanya pembicara dari luar, sejumlah guru juga didorong untuk menyampaikan pandangan. Hal ini dilakukan agar diskusi tak bersifat satu arah. Format partisipatif semacam ini menjadikan suasana lokakarya terasa hidup. Diskusi antar lintas bagian membuka peluang kolaborasi, khususnya dalam pengembangan program lintas bidang.
Antusiasme Peserta dan Penghargaan
Rangkaian kegiatan yang berlangsung padat tidak membuat peserta kehilangan semangat. Justru, keterlibatan mereka dalam setiap sesi menunjukkan tingginya antusiasme terhadap perbaikan sistem pendidikan di sekolah. Beberapa guru terlihat aktif mencatat materi, sebagian lain menyampaikan gagasan kritis yang konstruktif.
Untuk menambah semangat peserta, panitia memberikan penghargaan berupa doorprize kepada guru dan staf yang dinilai aktif dalam setiap sesi. Hadiah sederhana tersebut menjadi bentuk apresiasi atas dedikasi mereka selama kegiatan berlangsung. Suasana penutupan pun dipenuhi gelak tawa dan tepuk tangan saat nama-nama penerima doorprize diumumkan.
Di balik formalitas kegiatan, semangat kekeluargaan dan rasa tanggung jawab terhadap pendidikan terlihat begitu kuat. Setiap individu menyadari bahwa keberhasilan sebuah lembaga pendidikan tidak lahir dari satu orang, tetapi dari kerja bersama yang saling mendukung dan menguatkan.
Langkah Menuju Tahun Pelajaran Baru
Rangkaian lokakarya yang telah selesai bukanlah akhir dari segalanya. Hasil diskusi, rumusan program, serta catatan evaluasi akan segera dirumuskan menjadi dokumen kerja. Dokumen inilah yang kelak menjadi acuan dalam pelaksanaan program kerja selama tahun pelajaran 2025–2026.
Dengan selesainya kegiatan ini, SMA Negeri 1 Batang Anai telah menunjukkan kesiapannya dalam menghadapi tantangan pendidikan ke depan. Sebuah langkah nyata telah diambil, tak hanya untuk membangun perencanaan, tetapi juga menanamkan kesadaran bersama bahwa pendidikan adalah proses yang perlu dirawat dengan kolaborasi dan komitmen.
Semangat lokakarya yang menyala hari itu menjadi refleksi dari cita-cita besar yang ingin dicapai. Bukan hanya sekadar evaluasi dan perumusan program, tetapi juga ikhtiar membentuk sekolah sebagai rumah tumbuhnya generasi berkarakter dan berdaya saing.*