Mengapa Tidak Boleh Tidur pada Sore Hari?
![]() |
Mengapa Tidak Boleh Tidur pada Sore Hari? (Ilustrasi) |
SastraNusa.id - Sore hari adalah batas yang samar antara terang dan gelap. Saat matahari mulai turun dan angin berubah arah, tubuh sering kali terasa lelah. Tidur sejenak terasa begitu menggoda. Banyak yang menganggapnya sebagai istirahat ringan, padahal di balik kebiasaan ini tersembunyi banyak hal yang tak kasat mata.
Bukan hanya soal kesehatan. Tidur sore juga menyentuh ranah spiritual dan budaya. Di banyak tempat, kebiasaan ini bahkan dilarang oleh leluhur. Bukan tanpa alasan. Larangan tersebut diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian dari mitos yang bertahan hingga hari ini.
Kekacauan Irama Tubuh yang Tak Terlihat
Perluiketahui, bahwa tubuhsebenarnya memiliki jam biologis yang dinamakan atau disbut rime sirrdakin. Jam inilah yang mengatur kapan waktunya terjaga dan kapan harus terlelap. Tidur sore mengacaukan irama ini. Saat tubuh tidur di waktu yang tidak seharusnya, muncul gangguan dalam pola istirahat malam.
Tidur malam menjadi sulit. Mata tetap terbuka meski waktu sudah menunjukkan larut sehingga kualitas tidur menjadi menurun. Pagi hari datang dengan tubuh yang lesu, pikiran kabur, dan semangat yang luntur.
Banyak yang tidak sadar bahwa semua ini bermula dari satu kesalahan kecil di sore hari. Sebuah tidur singkat yang mengganggu seluruh siklus kehidupan.
Pintu Masuk Bagi Penyakit yang Tak Diundang
Tidur sore juga memberi dampak bagi metabolisme. Saat tubuh tidur setelah makan sore, sistem pencernaan terganggu. Proses pembakaran kalori menjadi tidak optimal. Lemak menumpuk, gula darah melonjak, dan tubuh kehilangan kesempatan untuk bergerak.
Dalam jangka panjang, kondisi ini membuka jalan bagi penyakit metabolik. Obesitas dan diabetes menjadi ancaman nyata. Selain itu, tidur sore juga berkaitan dengan peningkatan asam lambung dan masalah jantung.
Beberapa studi menunjukkan bahwa tidur setelah matahari turun berkaitan dengan gangguan hormonal. Produksi melatonin terganggu dan regenerasi sel menjadi tidak sempurna. Tubuh yang semestinya memperbaiki diri justru menumpuk kelelahan yang tak terselesaikan.
Sore Hari dalam Pandangan Leluhur
Di masa lalu, tidur sore bukan sekadar kebiasaan yang dilarang. Kebiasaan ini dianggap sebagai celah yang bisa membawa petaka. Dalam kepercayaan Jawa, dikenal anggapan bahwa tidur saat matahari tenggelam bisa mendatangkan mara bahaya.
Orang tua zaman dulu percaya bahwa menjelang magrib adalah waktu makhluk halus berkeliaran. Jika seseorang tertidur di waktu itu, jiwanya bisa terganggu. Ada yang mengatakan roh mudah lepas dari tubuh atau mimpi buruk akan datang membawa pesan kelam.
Di beberapa desa, bahkan dipercaya bahwa tidur sore bisa mengundang kemiskinan. Konon, roh keberuntungan hanya datang kepada mereka yang terjaga dan bersyukur di waktu senja. Tidur saat itu dianggap sebagai simbol kemalasan dan penolakan terhadap berkah.
Dalam tradisi Sunda, ada mitos bahwa anak yang tidur saat sore akan tumbuh menjadi pemalas dan sulit diatur. Mitos ini diajarkan sebagai cara untuk melatih disiplin sejak dini. Bukan hanya tentang fisik, tapi juga pembentukan watak dan karakter.
Produktivitas yang Hilang di Waktu Terbaik
Waktu sore seharusnya menjadi masa transisi yang berharga. Saat tugas-tugas ditutup dan hari mulai disyukuri. Banyak hal bisa dilakukan di jam ini, seperti berolahraga ringan, merapikan rumah, atau berbincang dengan keluarga.
Tidur sore mengambil semua itu. Pikiran menjadi kosong, tubuh merasa berat, dan suasana hati ikut menurun. Seseorang yang tertidur di sore hari sering kali bangun dalam keadaan bingung. Antara sadar dan tidak, napas berat, dan kepala berdenyut.
Bahkan semangat untuk menjalani malam pun bisa hilang. Waktu yang seharusnya digunakan untuk menyiapkan esok terganti oleh kekosongan yang menjemukan.
Peringatan dari Alam yang Tak Terdengar
Di luar rumah, langit berubah warna, burung-burung pulang, dan angin membawa hawa baru. Alam memberi tanda bahwa ini adalah waktu untuk bersiap, bukan untuk tidur. Tapi manusia sering kali mengabaikan isyarat ini.
Tidur sore bertentangan dengan cara kerja alam. Kebiasaan ini melawan arah. Dalam banyak keyakinan spiritual, sore adalah waktu untuk menghadap kepada yang Maha Kuasa, bukan untuk tenggelam dalam mimpi yang tidak perlu.
Leluhur menanamkan kebiasaan berjaga sore bukan karena takut makhluk halus saja, tapi juga karena menyadari pentingnya kesadaran saat hari mulai gelap. Waktu ini sarat makna jika dimaknai dengan hati yang jernih.
Cara Mengatasi Kantuk Tanpa Tidur
Jika rasa kantuk di sore hari terlalu kuat, ada cara lain untuk menghadapinya. Salah satunya dengan berjalan kaki di halaman atau menyapu rumah. Gerakan ringan bisa membangkitkan energi yang tertahan.
Minum air putih atau mencuci muka juga efektif. Hindari makanan berat yang membuat tubuh cepat lelah. Gunakan waktu sore untuk aktivitas santai tapi tetap terjaga, seperti membaca atau duduk tenang sambil melihat langit berubah warna.
Jika ingin tidur siang, lakukan pada waktu yang tepat, yaitu setelah makan siang dan sebelum jam tiga. Tidur siang selama dua puluh menit cukup untuk menyegarkan tanpa mengganggu pola malam.
Waktu Tidur yang Benar dan Penuh Manfaat
Tidur yang benar adalah saat malam datang dan dunia mulai sunyi. Waktu ini memberi ketenangan yang tidak bisa didapat di siang atau sore hari. Tidur malam memperbaiki seluruh sistem tubuh, memperkuat daya tahan, dan mengembalikan keseimbangan jiwa.
Menunda tidur hingga malam bukan menyiksa, tapi menyelaraskan diri dengan ritme alam. Setiap waktu ada tempatnya. Tidur pun demikian. Jika ditempatkan pada saat yang tepat, manfaatnya tidak hanya terasa di tubuh tapi juga di dalam hati.
Tidur sore adalah kebiasaan yang terlihat sederhana tapi menyimpan banyak konsekuensi. Dari gangguan pola tidur hingga gangguan spiritual. Dari kerugian kesehatan hingga kehilangan produktivitas. Semua itu bisa dicegah dengan kesadaran tentang waktu.
Leluhur tidak melarang tidur sore tanpa alasan. Ada nilai kebijaksanaan yang diselipkan dalam setiap mitos. Ada kehati-hatian yang ditanam dalam setiap larangan.
Menjaga waktu adalah bagian dari menjaga diri. Dan waktu sore adalah salah satu momen yang paling halus, yang paling sakral. Hanya dengan menyadari pentingnya momen itu, seseorang bisa memahami mengapa tidur sore bukan hanya soal kantuk, tapi soal pilihan hidup yang lebih bijak.*