Seribu Senyum Ceria, HAN Kecamatan Dukun Penuh Warna di Wonokerto

Seribu Senyum Ceria, HAN Kecamatan Dukun Penuh Warna di Wonokerto
Foto bersama laskar HIMPAUDI Dukun/SastraNusa.id/Zuhdi.swt

SastraNusa.id, Gresik - Hari Anak Nasional (HAN) menjadi momentum yang tak hanya dirayakan sebagai bentuk penghargaan terhadap masa depan bangsa, melainkan juga sebagai panggung tempat anak-anak mengekspresikan kebahagiaan dan potensi terbaik mereka. Di Kecamatan Dukun, semarak HAN tahun ini terasa berbeda. 

Sebuah kegiatan besar digelar oleh Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Kecamatan Dukun, bertempat di halaman luas YPP KBM NU Muslihatul Ummah Wonokerto, pada 28 Mei 2025.

Seribu Peserta, Seribu Cerita

Lebih dari seribu peserta memadati lokasi sejak pagi. Ribuan anak-anak yang tergabung dalam kegiatan bertajuk Mama Mia Se-Kecamatan Dukun tampak mengenakan kostum warna-warni, menggambarkan keberagaman dan semangat kebersamaan. Guru-guru PAUD, para orang tua, serta tokoh masyarakat turut hadir, menciptakan atmosfer kekeluargaan yang kuat.

Tak sekadar perayaan, kegiatan ini menjadi sarana edukasi, ekspresi, dan apresiasi. Anak-anak terlibat dalam berbagai lomba kreatif seperti mewarnai, fashion show mama mia, dan bazar murah serta kegiatan lainnya. Musik anak-anak menggema dari panggung utama, menjadi latar suasana yang menggembirakan dan penuh semangat.

Ucapan Terima Kasih dari Ketua HIMPAUDI

Ketua HIMPAUDI Kecamatan Dukun, Hilma S.Pd, hadir langsung dan memberikan sambutan hangat di tengah semarak acara. Dalam ungkapan syukurnya, ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh peserta dan pendidik yang telah menunjukkan antusiasme luar biasa.

“Terima kasih kepada semua pihak, terutama para pendidik dan anak-anak yang luar biasa. Sejak pagi hingga siang, tak terlihat lelah sedikit pun di wajah mereka. Kegiatan ini adalah bentuk nyata kecintaan pada dunia anak usia dini dan komitmen bersama dalam membangun generasi emas,” ujar Hilma dari atas panggung utama.

Apresiasi itu tak hanya berbentuk kata. HIMPAUDI juga menyerahkan piagam penghargaan kepada lembaga PAUD yang berprestasi, sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi panjang dalam dunia pendidikan anak usia dini.

Langit Mendung Membawa Kesyahduan

Foto peserta mama Mia/SastraNusa.id/Zuhdi.swt

Pukul sebelas siang, awan kelabu menyelimuti langit Wonokerto. Namun hujan tak turun. Justru suasana syahdu menyertai setiap rangkaian acara. Anak-anak tampak riang, bermain bebas di bawah naungan awan mendung, tanpa terik menyengat. Cuaca yang bersahabat menjadi anugerah tersendiri, menjaga semangat tetap menyala hingga penutupan acara.

Warna-warni balon dan dekorasi bertema anak-anak semakin hidup dengan latar langit yang teduh. Tak sedikit orang tua yang memanfaatkan momen itu untuk mengabadikan kenangan, memotret putra-putri mereka yang tengah menari, bernyanyi, atau sekadar tersenyum malu-malu di hadapan kamera.

Refleksi dan Harapan

Hari Anak Nasional bukan sekadar seremoni tahunan. Lebih dari itu, ia adalah cermin komitmen bersama dalam melindungi, mendidik, dan mencintai generasi penerus bangsa. Di Kecamatan Dukun, perayaan ini menjadi ruang refleksi bahwa anak-anak bukan hanya objek didik, melainkan subjek yang harus dihargai dan diberi ruang untuk tumbuh sesuai kodrat mereka.

Hilma menekankan bahwa kegiatan seperti ini bukan hanya tentang keriuhan sesaat. Ia berharap semangat yang tumbuh hari ini akan menjadi bara kecil yang terus menyala di hati para pendidik dan orang tua. “Setiap anak istimewa. Tugas kita adalah menjaga agar keistimewaan itu tetap menyala, tidak padam oleh tantangan zaman,” ujarnya.

Pendidikan Anak Usia Dini sebagai Pilar Bangsa

PAUD sebagai fondasi pendidikan memiliki peran strategis dalam membentuk karakter anak. HIMPAUDI Kecamatan Dukun memahami pentingnya hal itu. Kegiatan HAN kali ini menjadi bagian dari strategi besar: memasyarakatkan PAUD yang berkualitas, menyenangkan, dan humanis.

Dengan melibatkan semua PAUD dari berbagai desa, HIMPAUDI ingin menunjukkan bahwa pendidikan anak usia dini bukan urusan segelintir orang, melainkan tanggung jawab kolektif. Para guru, sebagai garda terdepan, tak hanya mengajar, tetapi juga merawat masa depan bangsa.

Dukungan Komunitas: Kunci Sukses Kegiatan

Kesuksesan kegiatan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Komite sekolah, tokoh masyarakat, hingga relawan muda turut ambil bagian dalam kelancaran acara. Beberapa warga bahkan menyediakan konsumsi mandiri bagi peserta dari wilayahnya, bentuk solidaritas yang mencerminkan budaya gotong royong yang masih hidup di tengah masyarakat.

YPP MU Wonokerto yang menjadi tuan rumah juga mendapat apresiasi atas ketersediaannya menyediakan tempat dan fasilitas. Lingkungan yang asri, aman, dan luas menjadikan kegiatan ini berjalan tanpa hambatan berarti.

Warisan untuk Generasi Mendatang

Di tengah arus modernisasi yang kian deras, kegiatan semacam ini menjadi pengingat bahwa membangun bangsa dimulai dari anak-anak. Mereka adalah benih yang harus dirawat dengan cinta dan kesabaran. HIMPAUDI Kecamatan Dukun telah memberi contoh bahwa kerja kolektif, dedikasi, dan semangat kebersamaan dapat menghasilkan karya yang berdampak.

Seribu anak yang tertawa hari itu, seribu mimpi yang mulai ditanam, dan seribu langkah kecil menuju masa depan. Wonokerto telah menjadi saksi, bahwa pendidikan anak usia dini bukan sekadar soal mengajar huruf dan angka, tetapi soal menumbuhkan nilai, menciptakan kenangan, dan merawat harapan.

Catatan Redaksi: Artikel ini merupakan laporan khusus kegiatan Hari Anak Nasional yang diselenggarakan oleh HIMPAUDI Kecamatan Dukun, sebagai bagian dari edukasi publik dalam mengangkat isu-isu pendidikan anak usia dini secara naratif dan mendalam.

Link copied to clipboard.