Tradisi Rokat Tase' Tetap Kokoh di Tengah Gempuran Modernisasi, Kok Bisa?
![]() |
Ilustrasi Perayaan Tradisi Rokat Tase'/Pixabay/Quanggraha |
SastraNusa.id, Madura - Ketika segala sesuatu serba instan dan digital, ada satu tradisi yang tetap berdiri tegak, seolah menantang arus perubahan zaman. Tradisi itu adalah Rokat Tase’. Yakni sebuah ritual laut khas masyarakat pesisir Madura.
Mungkin kamu pernah mendengarnya, atau bahkan menyaksikannya. Tapi di balik kemeriahannya, ada makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar pesta adat tahunan.
Rokat Tase’ bukan hanya tentang melarung sesaji ke laut. Tradisi ini adalah bentuk penghormatan terhadap laut sebagai sumber penghidupan. Dalam setiap irama doa dan lantunan syair, terkandung rasa syukur, permohonan keselamatan, dan harapan akan rezeki yang melimpah.
Di tengah kemajuan teknologi perikanan dan budaya global yang makin merambah, Rokat Tase’ justru tetap menjadi pusat perhatian dan identitas kuat masyarakat pesisir Madura.
Benteng Budaya di Tengah Arus Zaman
Bisa jadi kamu bertanya-tanya, bagaimana mungkin sebuah tradisi lokal masih tetap hidup di era serba digital ini? Jawabannya ada pada keteguhan masyarakatnya. Bagi nelayan Madura, Rokat Tase’ adalah bagian dari hidup yang tak bisa dipisahkan.
Sekalipun modernisasi menawarkan efisiensi dan kenyamanan, ia tak mampu menggantikan rasa keterikatan spiritual antara manusia dan alam yang telah terjalin turun-temurun.
Modernisasi membawa banyak hal seperti kapal bermesin, alat tangkap canggih, aplikasi cuaca, bahkan teknologi GPS. Tapi semua itu tak mampu menghapus nilai-nilai luhur yang ada dalam Rokat Tase’.
Justru, modernisasi kadang membuat orang semakin sadar pentingnya akar budaya. Dalam dunia yang serba cepat, banyak yang mulai merindukan keterhubungan emosional dan spiritual seperti yang ditawarkan oleh tradisi ini.
Bukan Sekadar Simbol, tapi Identitas
Rokat Tase’ bukan tontonan. Ia adalah jati diri. Setiap kali prosesi dilakukan, kamu bisa melihat bagaimana seluruh elemen masyarakat bersatu.
Ada para nelayan yang menyiapkan sesaji, ibu-ibu yang memasak makanan khas, anak-anak yang turut serta dalam pawai budaya, hingga tokoh adat yang memimpin doa.
Bagi masyarakat pesisir Madura, menjaga Rokat Tase’ sama dengan menjaga martabat dan keberadaan mereka.
Tradisi ini menjadi pengingat bahwa laut bukan hanya tempat mencari ikan, tapi juga sahabat yang harus dihormati.
Sebuah relasi yang tidak bisa dipahami hanya dengan logika modern, tetapi dengan hati dan pengalaman panjang sebagai manusia laut.
Modernisasi Tak Selalu Ancaman
Bukan berarti modernisasi adalah musuh. Justru, banyak elemen modern kini turut membantu pelestarian Rokat Tase’. Dokumentasi digital, media sosial, dan platform daring lainnya memungkinkan tradisi ini dikenal luas hingga ke mancanegara.
Kamu bisa menemukan video prosesi Rokat Tase’, foto-foto indah perayaan, bahkan cerita rakyat yang mengiringinya dalam berbagai bentuk konten.
Inilah bukti bahwa modernisasi bisa menjadi alat untuk melestarikan, bukan menghancurkan. Yang penting, kamu tidak kehilangan esensi dari tradisi itu sendiri.
Selama masyarakat masih menjadikan Rokat Tase’ sebagai bagian dari hidup, modernisasi hanya akan menjadi alat bantu, bukan ancaman.
Pendidikan Budaya Sejak Dini
Salah satu kunci bertahannya Rokat Tase’ adalah keterlibatan generasi muda. Tradisi ini tak hanya diwariskan lewat cerita, tetapi juga lewat keterlibatan langsung.
Kamu bisa melihat anak-anak sekolah ikut tampil dalam pertunjukan seni, remaja membantu dalam persiapan acara, bahkan pemuda desa ikut serta dalam tim dokumentasi.
Ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari kesadaran kolektif akan pentingnya pendidikan budaya.
Dengan cara ini, Rokat Tase’ tidak hanya hidup dalam kenangan, tetapi terus berkembang bersama zaman. Bahkan, tak sedikit pemuda yang kemudian menjadikan tradisi ini sebagai inspirasi dalam karya seni, tulisan, atau kegiatan sosial mereka.
Mengakar Kuat, Menjulang Tinggi
Tak bisa dimungkiri, tantangan ke depan akan semakin besar. Globalisasi, urbanisasi, dan gaya hidup modern bisa saja membuat generasi muda melupakan akar budaya mereka.
Tapi jika kamu perhatikan lebih dalam, Rokat Tase’ telah membuktikan bahwa budaya lokal bisa bertahan bahkan tumbuh jika dijaga dengan sepenuh hati.
Kamu yang mencintai budaya, bisa ikut serta dalam menjaga tradisi ini. Mulailah dengan mengenalnya, memahaminya, dan membagikannya kepada orang lain. Karena ketika kamu menjaga tradisi, sebenarnya kamu sedang menjaga warisan nilai, identitas, dan kebijaksanaan nenek moyang yang telah terbukti mampu bertahan melewati zaman.
Rokat Tase’ dan Kamu
Di tengah dunia yang terus bergerak cepat, Rokat Tase’ mengajak kamu untuk berhenti sejenak dan kembali pada akar. Ia bukan sekadar ritual, tapi cermin dari hubungan manusia dengan alam, sesama, dan sejarahnya sendiri.
Tak peduli seberapa modern dunia ini, selama kamu masih punya hati untuk mendengarkan suara laut dan menghormati tradisi, maka Rokat Tase’ akan selalu hidup. Dan bukan tidak mungkin, tradisi ini akan menjadi teladan bagaimana budaya lokal bisa berdampingan dengan kemajuan global tanpa kehilangan jati diri.*