Di Sumurber Warga Antusias Ikut Cerdas Cermat Lansia, Gelaran Kartar Manunggal Abadi
![]() |
Para sesepuh, pihak pemerintah Desa, tokoh pemuda dan masyarakat/SastraNusa.id/Zuhdi Swt |
SastraNusa.id, Gresik- Lapangan Voli Desa Sumurber Panceng menjadi saksi bisu sebuah gelaran kebudayaan yang langka dan sarat makna. Karangtaruna Manunggal Abadi sebagai penggerak pemuda setempat sukses mengadakan sebuah kegiatan unik bertajuk Badean Zaman Lawas (Cerdas Cermat Lansia).
Event spesial ini secara khusus ditujukan bagi warga berusia lanjut, para sesepuh yang telah berjasa membangun fondasi kehidupan sosial dan budaya desa. Konsep yang diusung tidak hanya sekadar perlombaan, tetapi sebuah bentuk penghormatan dan upaya pelestarian memori kolektif generasi terdahulu.
Suasana haru dan bahagia menyelimuti seluruh area acara. Antusiasme warga tidak terbendung, terbukti dengan membludaknya jumlah penonton yang mencapai ribuan orang. Mereka memadati lapangan, menyaksikan dengan penuh decak kagum setiap momen yang tersaji. Acara ini berhasil menjadi magnet sosial yang menyatukan seluruh elemen masyarakat dari berbagai kalangan usia. Gelaran Badean Zaman Lawas merupakan bukti nyata bahwa semangat kebersamaan dan nilai-nilai tradisi masih sangat hidup dan dihargai.
Konsep kejawen yang diusung panitia memberikan nuansa magis dan khidmat throughout the event. Setiap detail acara diatur sedemikian rupa untuk menghadirkan atmosfer zaman dahulu, mengingatkan pada simplisitas dan kedalaman spiritualitas kehidupan masa lalu. Kemasan konsep ini tidak hanya membuat para peserta lansia merasa dihargai, tetapi juga memberikan edukasi visual yang mendalam. Acara berjalan lancar dan meriah, meninggalkan kesan mendalam bagi setiap individu yang terlibat.
Partisipasi Aktif Delapan RW
![]() |
Doc SastraNusa.id/Zuhdi Swt |
Partisipasi dalam kegiatan Badean Zaman Lawas (Cerdas cermat Lansia) ini sangatlah luas. Sebanyak delapan Rukun Warga yang ada di wilayah Desa Sumurber turut serta ambil bagian dalam meramaikan event budaya ini. Setiap RW mengirimkan tiga wakil terbaiknya yang telah melewati seleksi internal untuk diturunkan dalam ajang perlombaan. Para peserta yang berlomba semuanya merupakan warga yang telah menginjak usia lima puluh tahun ke atas, menjadikan kompetisi ini sebagai ajang yang benar-benar istimewa.
Keterlibatan para lansia ini menunjukkan bahwa semangat dan jiwa kompetitif tidak pernah padam oleh usia. Mereka tampil dengan energi dan kegembiraan yang luar biasa, menunjukkan kebugaran dan keceriaan yang patut diteladani. Keikutsertaan mereka bukan sekadar untuk meraih kemenangan, tetapi lebih kepada untuk merasakan kembali kebersamaan dan mengaktifkan memori masa muda mereka. Setiap gerak dan tingkah polah para peserta menjadi hiburan tersendiri yang menghangatkan hati para penonton.
Suasana keakraban dan persaudaraan sangat terasa di antara para peserta dari berbagai RW. Mereka saling menyemangati dan memberikan apresiasi satu sama lain, mencerminkan nilai-nilai luhur gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Kompetisi ini berhasil menjadi media untuk memperkuat tali silaturahmi antarwarga, melampaui batas-batas administrasi Rukun Warga. Semangat sportivitas dan kekeluargaan menjadi nilai utama yang dijunjung tinggi dalam setiap sesi perlombaan.
Dukungan Artis Ternama dan Grup Gamelan Warnai Kemeriahan Acara Budaya
Kemeriahan acara Badean Zaman Lawas semakin lengkap dengan kehadiran dua elemen hiburan yang luar biasa. Paguyuban Ngayom Jagad hadir memukau ribuan penonton dengan alunan nada-nada magis dari grup gamelan mereka. Setiap tetabuhan yang dibawakan menyuguhkan harmoni yang dalam, mengantarkan seluruh hadirin pada suasana Jawa klasik yang autentik. Lantunan gendhing-gendhing Jawa mengalun khidmat, menjadi soundtrack sempurna yang mengiringi setiap prosesi acara.
Elemen kejutan lainnya datang dari panggung hiburan. Seorang penyanyi bergenre reggae yang tak lain adalah putra dari Mbah Surep, seorang sesepuh desa yang sangat dihormati, tampil membawakan lagu-lagu bertema kejawen dengan aransemen reggae. Kolaborasi musik yang tidak terduga ini justru berhasil menyihir penonton. Alunan musik reggae yang casual dan riang berpadu secara unik dengan makna filosofis lirik-lirik Jawa, menciptakan sebuah experience budaya yang segar dan menghibur bagi semua kalangan.
Puncak dari kesempurnaan acara ini adalah kehadiran seorang pembawa acara kondang, Bung Rozi. Pengalamannya melanglang buana di dunia tarik suara dan hiburan nasional membawa kualitas produksi event ini setara dengan festival budaya skala besar. Kemampuannya dalam memandu acara dengan bahasa Jawa yang halus dan humoris, namun penuh wibawa, berhasil menjaga ritme acara dan menyedot perhatian penonton. Kehadiran Bung Rozi menambahkan dimensi kesakralan dan sekaligus keceriaan yang menyeluruh.
Makna Acara Badean Zaman Lawas bagi Generasi Muda
![]() |
Doc SastraNusa.id/Zuhdi Swt |
Event Badean Zaman Lawas yang diinisiasi Karangtaruna Manunggal Abadi ini memiliki dimensi makna yang sangat dalam, khususnya bagi generasi muda. Kegiatan ini merupakan sebuah pernyataan sikap bahwa pemuda tidak melupakan akar budayanya. Para pemuda secara aktif terlibat mulai dari perencanaan, logistik, hingga eksekusi di lapangan, menunjukkan dedikasi untuk melestarikan warisan leluhur. Inisiatif ini patut mendapat apresiasi setinggi-tingginya.
Di balik kemeriahan panggung, tersimpan pesan tentang pentingnya menghormati dan merawat para orang tua. Dengan menyediakan panggung bagi para lansia untuk bersinar, Karangtaruna telah mengajarkan pada seluruh masyarakat tentang nilai sebuah penghargaan. Para lansia merasa diperhatikan, dihargai, dan masih menjadi bagian penting dari komunitas, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka. Hubungan antar generasi pun menjadi semakin harmonis.
Event budaya seperti ini juga berfungsi sebagai media transfer pengetahuan dan nilai-nilai luhur secara tidak langsung. Generasi muda yang hadir dapat melihat, mendengar, dan merasakan langsung praktik budaya yang mungkin hanya pernah mereka dengar melalui cerita. Dari segi promosi wisata, acara semacam ini memiliki potensi besar untuk menarik minat wisatawan budaya, memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat desa, dan menempatkan Desa Sumurber pada peta destinasi budaya di region tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan Badean Zaman Lawas bukan sekadar acara seremonial belaka. Gelaran ini merupakan investasi sosial-budaya yang sangat berharga untuk mempertahankan identitas kolektif masyarakat di tengah derasnya arus modernisasi. Kolaborasi antara karangtaruna, para sesepuh, dan seluruh masyarakat membuktikan bahwa tradisi dapat hidup kembali dan dirayakan dengan cara yang relevan bagi semua generasi. Kesuksesan acara ini diharapkan dapat memicu desa-desa lain untuk melakukan inisiatif serupa dalam menjaga khazanah budaya lokal masing-masing.*
Penulis: Zuhdi Swt