Guru Jadi Teladan, Disiplin di SMPN 4 Pariaman Meningkat Tajam
![]() |
Kepala SMPN 4 Pariaman/SastraNusa.id/Jeki Arianto |
SastraNusa.id, Pariaman – Suasana pagi di SMPN 4 Pariaman kini tak lagi seperti dulu. Setiap harinya, para guru tiba sebelum bel masuk berbunyi, membaur bersama semangat baru yang tumbuh dari kebijakan disiplin internal yang digagas pimpinan sekolah. Upaya ini bukan sekadar formalitas, melainkan langkah nyata yang telah membawa perubahan dalam lingkungan belajar.
Di balik gerakan ini, tersembunyi peran penting guru dan kepala sekolah yang konsisten menegakkan kedisiplinan melalui cara-cara modern. Salah satunya dengan memanfaatkan Google Form sebagai alat pencatat kehadiran harian, lengkap dengan bukti foto saat tiba di sekolah. Data tersebut langsung terkirim ke sistem monitoring sekolah yang dapat dilihat pimpinan secara real time.
Kebijakan ini disambut antusias oleh seluruh tenaga pengajar. Tanpa ancaman atau tekanan, mereka menunjukkan sikap disiplin yang pada akhirnya menjadi teladan nyata bagi para siswa. Sistem ini telah berlangsung selama tiga minggu terakhir dan menciptakan perubahan positif yang terasa di seluruh elemen sekolah.
"Alhamdulillah, dari hal tersebut sangat berimbas baik atau positif dengan kehadiran guru tepat waktu. Selama tiga minggu ini sangat jarang guru yang datang terlambat lebih dari sepuluh menit. Ini permulaan langkah yang bagus untuk peningkatan sektor kami," ujar Kepala SMPN 4 Pariaman, Meicy Asnil, S.Pd.
Perubahan budaya disiplin ini tidak berhenti di kalangan guru. Kehadiran mereka yang tepat waktu dan konsisten menjadi inspirasi langsung bagi siswa. Dari sini, lahir semangat untuk membangun karakter peserta didik yang bertanggung jawab terhadap waktu dan kewajiban.
Meicy menjelaskan, bahwa semua dimulai dari keteladanan. Guru yang datang tepat waktu dan bersikap profesional tanpa sadar menanamkan nilai tanggung jawab kepada siswa. Selain itu, sekolah juga mengembangkan nilai-nilai religius dengan melaksanakan salat Zuhur berjamaah di mushola sekolah, meski harus dibagi dalam beberapa shift karena keterbatasan ruang.
"Kegiatan salat berjamaah ini bukan hanya soal kewajiban beribadah, namun juga bentuk latihan kedisiplinan kolektif. Imam salat dari kalangan guru laki-laki, bergiliran setiap harinya, memberi contoh sikap tanggung jawab," ungkapnya.
Dalam kegiatan salat ini, siswa juga dilibatkan dalam pelaksanaan dan pengaturan jadwal. Dari sinilah muncul rasa memiliki terhadap kebijakan sekolah. Semua aturan dijalankan bersama, dengan pendekatan yang mendidik dan tidak represif.
Sebagai bentuk keseriusan sekolah dalam membentuk kedisiplinan, dibuat pula sistem konsekuensi yang disepakati bersama. Melalui curah pendapat antara siswa dan guru, setiap pelanggaran seperti keterlambatan atau kelalaian ditanggapi secara edukatif. Misalnya, siswa yang beberapa kali datang terlambat akan diminta membawa tanaman bunga sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
Guru tidak lagi memberikan sanksi fisik atau ucapan yang menyakitkan. Sanksi bersifat mendidik dan telah mendapat persetujuan dari pihak komite sekolah, dinas pendidikan, serta orang tua murid. Hal ini sekaligus menjadi penegasan bahwa pendidikan karakter di SMPN 4 Pariaman berjalan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan.
"Sanksi yang diberikan tetap mendidik. Jadi guru tidak lagi sifatnya memberi hukuman fisik atau verbal yang menyakiti anak. Semua sudah disosialisasikan ke Dinas, komite, dan orang tua," imbuhnya.
Langkah tegas namun humanis ini membuat suasana belajar di SMPN 4 Pariaman menjadi lebih kondusif. Siswa merasa dihargai sebagai pribadi yang bisa dipercaya, sementara guru tampil sebagai sosok inspiratif yang tidak hanya mengajar.
Dengan pendekatan partisipatif, sekolah ini berhasil menyatukan seluruh elemen dalam semangat yang sama. Tak hanya guru dan siswa, orang tua pun mulai memahami pentingnya kerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan disiplin.
Melalui kebijakan yang dirancang dari bawah ke atas, SMPN 4 Pariaman membuktikan bahwa membangun kedisiplinan bukan soal ketakutan atau sanksi keras, melainkan kepercayaan, teladan, dan komitmen bersama yang dijalankan secara konsisten.
Program ini juga menjadi rujukan bagi sekolah lain di Pariaman. Keberhasilannya dalam menumbuhkan kedisiplinan membuat beberapa kepala sekolah lain mulai tertarik menerapkan pola serupa, terutama penggunaan teknologi sederhana seperti Google Form untuk sistem kehadiran guru.
Dengan konsistensi dan semangat kolaborasi, SMPN 4 Pariaman menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Dari keteladanan guru, lahirlah generasi yang sadar waktu, taat aturan, dan berjiwa tanggung jawab.
Pendidikan karakter tidak bisa dibangun dalam sehari, namun dengan langkah yang tepat dan melibatkan semua pihak, hasil positif dapat dirasakan bersama. Inilah wajah baru SMPN 4 Pariaman, sekolah yang tak hanya mencetak nilai akademik, tetapi juga menanamkan nilai kehidupan.*
Penulis: Jeki Arianto
Tidak ada komentar untuk "Guru Jadi Teladan, Disiplin di SMPN 4 Pariaman Meningkat Tajam"